Kamis, 30 Juli 2009

HARRY AND HERMIONE: BEST FRIENDS FOREVER!



Yesterday i went to the movie with my partner. We watched "Harry Potter and The Half Blood Prince". Many of my friends who had watched this movie told me that it was not good. Many of them felt disappointed. But then didn't stop me from watching the movie hehehehehe. I have prepared myself by not expecting too much from it, i just wanted to entertain myself. The movie was still one hour ahead so we decided to have some coffee break. Unfortunetly the coffee tasted bad...hmm...guessed it's a sign from HIM that i should reduce caffein hehehehehehe....

Back to the topic! I think the movie is cool. I apologize for those whom have different oppinion with me but in general i like it. Especially when Hermione felt jealous with Ron. She ran out and cried...then Harry came along and sat next to her. Harry accompanied Hermione patiently. This scene reminded me of my 2 best friends. Both of them are boys and with them i frequently shared my thoughts and feelings. They supported me whenever i felt down...i really thanked for that. Hope you guys will find the right one to accompany for the rest of your life.

By the way, i almost forgot to tell in this movie Dumbledore finally passed away. The whole Hogwarts mourn because of it. Can't wait for the next Harry Potter movie (n_n)

Thursday, July 29th, 2009

-rf-

Senin, 27 Juli 2009

PELMOT TETAP SEMANGAT, YESS!!!

“MARTABAT!!!”

“TETAP SEMANGAT!!! YESS!!!”

Ruang dingin berkarpet cokelat yang berkapasitas 50 orang itupun bergemuruh dengan seruan khas Martabat di pagi hari yang cerah itu. 31 adik asuh Martabat sudah siap untuk mengikuti Pelatihan Motivasi yang merupakan program istimewa Yayasan Martabat (YM) untuk bulan Juli 2009. Acara yang sudah dipersiapkan sejak 1,5 bulan sebelumnya ini merupakan bagian dari kurikulum yang diterapkan di YM. Pembentukan karakter adalah salah satu concern utama bagi YM. Diharapkan para adik asuh memiliki karakter kuat yang bermotivasi tinggi sehingga mereka dapat mengubah keadaan mereka menjadi lebih baik melalui jalur pendidikan sehingga dapat menjadi individu yang bermartabat.
Sejak pukul 5:30 pagi sebagian adik-adik sudah berkumpul di Mabes YM yang juga merupakan kediaman dari salah satu kakak pengurus yaitu mas Yani. Ckckckckckckckck….saking semangatnya sampai-sampai mereka rela mengorbankan hari libur hanya demi mengikuti acara Pelatihan Motivasi. Benar-benar bermotivasi tinggi ^_^ padahal mobil jemputan baru akan datang sekitar pukul 7 loch!

Sebelum acara dimulai, adik-adik menikmati snack dulu berupa kue dan lontong buatan uwak Atik, yummy! Lalu tepat pukul 08:30 acara pun dibuka oleh mas Yani dengan membaca doa lalu wejangan singkat dari kak Sayful. Sebagai permulaan teh Eka melakukan icebreaking dengan permainan yang disebut PEOPLE BINGO. Dalam permainan ini adik-adik berlomba untuk mengisi sejumlah pertanyaan yang mengharuskan mereka berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Saking semangatnya bahkan ada yang sampai lupa sama nama teman sendiri. Bagi yang sudah mengisi seluruh pertanyaan yang diberi teh Eka pada selembar kertas maka dia harus berteriak: “BINGO!”. Dalam waktu kurang dari 10 menit Dewi mampu menjawab semua pertanyaan dan sambil berlari menuju teh Eka dia berteriak: “BINGO!” dan Dewi pun berhak atas hadiah sebuah pulpen merah cantik dari teh Eka.

Sesi berikutnya dipandu oleh mas Yani. Adik-adik dibagi menjadi 5 kelompok lalu masing-masing kelompok menciptakan yel-yel sebagai identitas kelompok. Seru abieez!!! Ada kelompok yang terinspirasi sama mbah Surip segala :p. Pada sesi ini adik-adik belajar untuk mempertahankan motivasi dalam mencapai tujuan melalui permainan “SARUNG TANGAN BOLA”. Dengan menggunakan sarung tangan bola adik-adik harus bisa membuka permen dan menyuapi ke teman lain dalam kelompoknya sebanyak-banyaknya, sementara dari kelompok lain menyoraki agar terganggu konsentrasinya dan gagal membuka permen. Adik-adik belajar bahwa ternyata butuh orang lain juga untuk membantu menjaga motivasi. Nice insight!

Dari sarung tangan bola terus berlanjut ke “BOWLING ALA YM”. Sesi ini dipandu kak Sayful. Dengan serunya adik-adik berusaha mejatuhkan sebanyak mungkin botol air mineral yang disusun menyerupai pin dalam permainan bowling yang sesungguhnya. Di sini adik-adik belajar untuk mengukur kemampuan diri sendiri dalam mengerjakan sesuatu. Selain itu mereka juga belajar untuk berpikir strategis. Selesai sesi ini gentian kak Henny deh yang coba ikutan main sampai akhirnya “jatuh cinta” sama bola imutnya hehehehehehehe…

Menjelang pukul 11:30 teh eka “menantang” adik-adik dengan sebuah permainan lagi. Karpet cokelat yang terbentang di ruangan diibaratkan seperti sungai yang arusnya deras dan adik-adik yang sudah dibagi menjadi dua kelompok besar hanya dimodali dengan tujuh kertas yang akan menjadi pijakan mereka untuk menyeberang. Adik-adik pun sibuk berusaha melompat dari kertas satu ke kertas lainnya, namun tak satupun yang berhasil menyeberang karena mereka hanya memiliki pijakan hingga di tengah dan tidak sampai ke ujung “sungai”. Akhirnya teh Eka dan kak Rika berkolaborasi menunjukkan solusi kepada adik-adik. Insight yang mereka dapat adalah bahwa motivasi saja tidaklah cukup. Untuk mencapai tujuan kita membutuhkan bantuan dan kerja sama dari orang lain. Dan untuk bekerja sama kita perlu berkomunikasi terlebih dahulu. Adik-adik pun manggut-manggut saat mendengar penjelasan ini.
Waktu makan siang pun tiba! Semua peserta pelatihan juga kakak panitia bersiap untuk menyantap makan siang buatan uwak Atik, yaitu ayam bakar lengkap dengan sambal dan lalapnya. Uenaaaaaak tenaaaaaan…!!! Terima kasih kepada Cika, Putri, Wulan, Vicky, Chandra, Aiga, Novita dkk yang sudah berinisiatif membantu membagikan jatah makan siang serta mengumpulkan kembali dus-dus yang sudah kosong. Anak-anak yang baik  sebetulnya adik-adik lain juga banyak yang mengacungkan tangan ingin membantu tapi kalah cepat sama mereka. Gak papa ya adik-adik, insyaAllah masih banyak kesempatan di acara makan-makan berikutnya :D

Semakin siang materi pelatihan semaaaaaaaaakin SERU! Selesai makan siang kak Henny beraksi memimpin sesi berikutnya yaitu “TIUP BALON”. Semua adik-adik mendapatkan satu buah balon dan mereka diwajibkan untuk meniupnya hingga pecah. Mendengar instruksi seperti itu berbagai macam reaksi muncul. Wulan dan Dewi langsung menunjukkan wajah ketakutan, Agung hanya tertawa dan kembali menunjukkan ekspresi wajah datar, Bagas dan Syaifi spontan protes karena takut pecahan balon mengenai mata mereka, Vicky juga ikutan mengacungkan tangan karena gak mau bibirnya sampai somplak karena meniup balon hingga pecah. Hehehehehehehehehehe….kepolosan adik-adik mengundang tawa bagi semua yang berada di ruangan. But the show must go on! Jadilah adik-adik mulai meniup balon dengan gayanya masing-masing. Ada yang sambil duduk, ada yang sambil lari plus ketawa, ada yang sambil nutup mata, ada juga yang asyik sandaran di tembok. Yang pertama berhasil mengagetkan semua yang hadir di ruangan dengan ledakan balon adalah Ulfa. Ckckckckckckckckck….motivasinya tinggi banget tuk meledakkan balon :D. Bagas balonnya semakin besar dan semakin takut pula dia untuk meneruskan meniup sampai harus di”pompa” sama mas Yani hehehehehe akhirnya pecah juga berkat semangat pantang menyerah. Syaifi dan Vicky juga mirip sama Bagas karena balonnya susah pecah. Yang paling seru adalah tiga peserta terakhir yaitu Agung, Angga, dan Andi. Mereka tidak terpengaruh dengan teman-teman lain yang sudah selesai memecahkan balon, mereka terus meniup hingga akhirnya balon mereka pecah semua. BRAVO 3A (Agung, Angga, Andi). Dari permainan sederhana ini adik-adik belajar tentang usaha maksimal dan mengatasi ketakutan yang muncul.

Penutup dari pelatihan ini adalah “KOLASE”. Sesi yang dipandu oleh kak Rika ini mengharuskan adik-adik membuat kolase dari potongan gambar atau tulisan dari majalah yang sudah disediakan terkait dengan cita-cita atau tujuan yang ingin mereka capai. Bagi kolase terbaik akan mendapatkan hadiah sebuah novel klasik Jepang berjudul “BOTCHAN”. Wajah adik-adik berbinar-binar melihat hadiah yang menanti mereka. Terlihat sekali wajah-wajah “mupeng” ingin memiliki dan membaca novel tersebut. Akhirnya setelah diseleksi dan dinilai oleh tim juri (mas Yani, mba Mel, kak Henny, kak Anto) tibalah saat pengumuman siapa yang berhak mendapatkan novel tersebut. Semua terlihat tidak sabar menanti jawaban! –ceileeeeh…- dan kak Henny pun mengumumkan bahwa yang berhak mendapatkan hadiah adalah seseorang berinisial “S” dan berbaju hitam. Si pemenang masih gak ngeh kalau saja teman-teman yang lain tidak meneriakinya. Lalu sambil senyum simpul Syaifi pun maju ke tengah lingkaran dan menerima hadiah dari dewan juri yang diwakili oleh kak Henny. Selamat ya Fi!
Dan selesailah acara pelatihan motivasi hari itu. Ditutup dengan insight dan doa lalu adik-adik pun dengan tertib meninggalkan ruangan dan kembali ke Tambora. Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga terlaksananya pelatihan ini. Para donatur yang telah menyumbang, segenap kakak pengurus serta relawan yang telah meluangkan waktu luang dan menyempatkan hadir meski di hari libur.

“MARTABAT! TETAP SEMANGAT. YESS!!!”

Senin, 27 July 2009
-rf-

Minggu, 12 Juli 2009

" I RISE, YOU FALL!"




Di sebuah kawasan industri di Shanghai, Cina terjadi kepanikan massa. Semua orang berusaha menyelamatkan diri dari apa yang disebut dengan "keracunan gas". Nun jauh di negeri seberang, sekawanan pasukan rahasia bersandi NEST tengah mengawasi kepanikan yang tengah terjadi dan memberi komando kepada pasukan untuk segera datang ke lokasi dan 'membereskan' kekacauan yang tengah terjadi. NEST adalah pasukan elite aliansi antara manusia dengan Autobot yang bertujuan untuk melindungi bumi dari ancaman Decepticon.

Seperti halnya Transformer pada tahun 2007, Decepticon masih menjadikan Sam Witwicky (Shia LaBeouf) serta Mikaela Banes (Megan Fox) sebagai target utama. Kali ini Sam, yang sudah beranjak memasuki masa kuliah memiliki informasi yang tidak sengaja terserap ke dalam otaknya ketika menemukan potongan Allspark yang ada di kantung jaketnya. Pengetahuan yang dimiliki Sam menjadi incaran Decepticon guna menguasai matahari sebagai sumber energi bagi kelangsungan ras mereka. Namun usaha Megatron cs mengalami hambatan karena Sam dilindungi oleh Autobot di bawah komando Optimus Prime.
Di tengah pengejaran, Megatron berhasil membunuh Optimus Prime sehingga melenggangkan kembalinya the Fallen -pimpinan Decepticon yang berambisi hendak menguasai dan menghancurkan bumi serta membalas dendam atas kekalahan sebelumnya.

Sam yang begitu terpukul dengan kematian Optimus Prime mencoba bangkit dan berusaha menemukan makam Primes yang berada di tengah gurun Mesir. Bersama dengan Mikaela, Lennox, Leo serta sebagian anggota tim Autobot yaitu Bumblebee, Mudflap dan Skids -si robot kembar- Sam menelusuri gurun pasir demi menemukan Matrix of Leadership. Kunci yang dapat membangkitkan kembali Optimus Prime.

Michael Bay berhasil membuktikan diri sebagai sutradara kelas dunia yang mampu menghadirkan film aksi berteknologi tinggi. Transformasi setiap alat elektronik menjadi robot terlihat jelas hingga tampak seolah nyata di depan mata. Efek suara yang tepat turut membuat film ini semakin terasa seru dan menegangkan saat ditonton. Benar-benar film aksi sehingga unsur dramanya terasa 'kering' dan terabaikan. Satu hal yang mungkin ingin disampaikan oleh Michael Bay adalah secanggih apapun robot atau teknologi apapun, masih tetap lebih unggul manusia sebagai penciptanya.

Overall, bagi penggemar film robot pastilah akan memberikan acungan jempol atas film ini. Ending pertempurannya pun begitu baik digambarkan serta ditutup dengan sepenggal kalimat yang menggambarkan kesimpulan dari seluruh cerita film. Perkataan Optimus Prime saat berhasil mengalahkan The Fallen: "I rise, you fall!". Bravo Transformer 2 (^_^)

Sekedar catatan kecil, film ini tidak layak untuk ditonton oleh anak kecil karena selain didominasi oleh adegan kekerasan, kostum Megan Fox yang super irit tidak baik untuk konsumsi si kecil. Lebih baik menonton film Transformer versi kartunnya saja. Sekedar saran...the choice is yours!!!


Adios!!!


July, 12th, 2009

-rf-

Minggu, 05 Juli 2009

WE SUPPOSED TO BE TOGETHER

Today i went to the police office to extend my driving license. The weather was not so friendly and it was hot! I was alone coz i chose that. Just wanted to be alone and i didn't know why. For the last few days my feeling was down coz i missed my late brother.

On the way back home to take some documents that were left i cried. We should've been together. We made a promise to apply driving license together. But today i found myself apllied it alone without him by my side... Gosh...it hurted me badly... I missed you bro...

Tears came through my eyes...drowning me in painful sorrow... Ya Allah...please help me out here...


Bloody Monday
June 29th, 2009


-rf-

GARUDA VS KING





Rupa-rupanya film nasional bertemakan anak tengah menggeliat belakangan ini. Mungkin selain untuk menumbuhkan nasionalisme juga dalam rangka mengisi liburan juga kali ya?! Tak tahu pastilah apa alasan sebenarnya yang penting aku sudah menonton keduanya,dengan cara yang tidak direncanakan sebelumnya.

Film pertama berjudul GARUDA DI DADAKU. Film ini mengangkat tema sepakbola nasional, ceritanya tentang seorang anak yang bermimpi ingin menjadi pemain sepakbola nasional dan mengharumkan nama bangsa di kancah dunia. Alkisah hiduplah seorang anak bernama Bayu (Emir Mahira) yang memiliki bakat handal dalam menggocek bola. Bayu sangat mengidolakan Bambang Pamungkas, striker timnas Indonesia, dan Bayu ingin sekali dapat menjadi bagian dari timnas dan mengenakan seragam dengan lambang garuda di dada sebelah kiri. Namun sayang seribu sayang, keinginan Bayu ini tidak mendapatkan dukungan dari kakeknya yang sangat membenci sepak bola. Ibu Bayu (diperankan oleh Maudy Koesnaedi) hanyalah seorang janda yang harus bekerja banting tulang demi menghidupi keluarga sehingga tidak terlalu memperhatikan bakat terpendam yang dimiliki oleh anak semata wayangnya tersebut.

Bayu memiliki seorang sahabat bernama Heri (Aldo Tansani) yang juga penggila bola. Namun Heri memiliki keterbatasan fisik sehingga harus duduk di kursi roda selama hidupnya, meski begitu Heri senantiasa berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola bersama dengan Bayu. Hingga suatu hari mereka bertemu dengan seorang pelatih sepak bola pak Johan(Ari Sihasale) yang melihat bakat Bayu yang mampu menendang bola masuk ke dalam bus melalui kaca jendela tanpa perlu memecahkan kaca. Dan petualangan Bayu dalam meniti mimpi tuk lolos seleksi timnas U-13 pun dimulai.

Bersama dengan Heri juga Zahra (Marsha Aruan) seorang gadis anak penjaga kuburan yang tanpa sengaja mereka temui ketika sedang mencari lokasi latihan untuk Bayu. Persahabatan di antara mereka pun terjalin dan bahu-membahu mereka berusaha keras membantu Bayu untuk mewujudkan mimpinya lolos menjadi bagian dari timnas U-13. Puncaknya adalah ketika kakek Bayu yang sangat membenci sepak bola mengetahui bahwa cucu kesayangannya berada di sekolah bola dan bukannya di sanggar lukis seperti keinginannya.

Secara umum, film ini cukup menghibur dan memberi pelajaran bagi penontonnya. Namun dialog yang terlalu filosofis rasanya kurang tepat dan jarang bisa ditemui pada anak usia 12 tahun. Ada beberapa dialog yang terlalu 'berat' dan membuat film ini jadi terasa hambar. Tapi cukup menariklah untuk ditonton aksi dribble Emir Mahira sebagai pemeran utaman Bayu yang dilakukan tanpa peran pengganti.



Film kedua masih bertema besar nasionalisme dan memotret dunia olah raga Indonesia adalah KING. Kisah seorang anak desa bernama Guntur (Rangga Raditya) yang memiliki kecintaan yang besar terhadap bulutangkis. Nama Guntur sendiri diberikan oleh sang ayah (Mamiek Prakoso) karena terinspirasi oleh salah satu legenda bulutangkis Indonesia Liem Swie King yang berganti nama menjadi Guntur. Guntur diharapkan dapat menjadi pemain bulutangkis yang hebat seperti idola ayahnya.

Guntur hanya tinggal bersama dengan ayahnya, karena sang ibu telah lama tiada. Ayah Guntur sangat keras dalam mendidik sehingga hal ini menimbulkan kesalahpahaman di antara mereka. Guntur merasa ayahnya hanya menuntut dan tidak memberikan perhatian sebagaimana layaknya seorang ayah kepada anaknya. Guntur kerap menerima hukuman berupa scout jump ataupun lari keliling hutan setiap kali kalah dalam pertandingan bulutangkis.

Guntur yang duduk di kelas 6 SD berteman dengan Raden (Lucky Martin) sahabat yang senantiasa menolong Guntur mewujudkan impian menjadi pebulutangkis hebat dengan berbagai ide konyolnya. Tak lama kemudian bergabunglah seorang gadis cilik sepantaran mereka yang baru saja pindah dari kota menambah warna dalam jalinan persahabatan di antara mereka. Hingga pada akhirnya Guntur berhasil menjalani seleksi dan lolos masuk ke sekolah bulutangkis di Kudus, tempat idolanya tersebut bernaung.

Film King menampilkan keindahan alam Indonesia yang belum banyak terjamah oleh tangan jahil manusia. Pegunungan serta hamparan padang rumput yang luas membuat mata para penonton terasa nyaman dan larut dalam cerita. Dialog yang ringan cukup menggambarkan kepolosan serta tingkah polah masa kanak-kanak akhir. Adegan pertandingan bulutangkis serta latihan keras selama seleksi terlihat begitu nyata seolah tanpa rekayasa. Konflik yang kerap terjadi pada single parent terhadap anak pun tersampaikan dengan baik sehingga bisa memberi pelajaran bagi para penonton.

Kalau harus memilih mana di antara kedua film ini yang lebih baik maka aku akan memilih film kedua, yaitu KING. Selain karena dialog yang tidak menggurui dan sesuai dengan anak usia 12 tahun, pemandangan alam yang indah turut memberi andil dalam memberi keunggulan film ini dibandingkan GARUDA DI DADAKU yang berlatar kehidupan kota Jakarta yang padat. Tapi ini semua hanya pendapat subyektif saja jadi sangat mungkin berbeda dengan orang lain.


malam senin,
Juli hari ke-5, tahun 2009


-rf-