Jumat, 06 Desember 2013

BUNAKEN, YIIIIHAAAAAAA....!!!


Sudah beberapa kali keberangkatan saya ke Manado mengalami penundaan karena satu dan lain hal. Pada keberangkatan sebelumnya, saya dan teman-teman tidak sempat mengunjungi Taman Laut Bunaken karena keterbatasan waktu. Sehingga kami pun bertekad pada kesempatan berikutnya kami akan memaksakan diri meluangkan waktu untuk pergi ke sana.

Akhirnya pada tanggal 20 Nopember kemarin saya dan teman-teman menginjakkan kaki kembali ke Manado untuk menunaikan tugas yang sempat tertunda. Saat kedatangan waktu menunjukkan pukul 23:10 WITA dan kelelahan jelas mendera sehingga ketika sampai di hotel maka kami langsung fokus pada persiapan kerja dua hari ke depan. Sempat ada percakapan ringan mengenai Bunaken namun itu hanya sepintas lalu. Saya sendiri sebetulnya ingin sekali pergi ke sana namun hati ini bimbang.

Tanggal 21 Nopember, cuaca kota Manado cukup cerah dan sesi interview saat itu berjalan dengan lancar. Kembali ke hotel pada saat petang, kami menyempatkan diri bercengkerama melepas penat di kamar sambil bersenda gurau. Bunaken sempat menjadi salah satu tema pembicaraan kami dan di pikiran saya mulai terlintas bayangan gunung Manado Tua dari kejauhan. Saya harus pergi ke Bunaken.

Pagi hari tanggal 22 Nopember, langit kota Manado tertutup awan gelap dan seharian itu hujan turun dengan derasnya. Cuaca nampak tak bersahabat dan jujur hati saya mulai ciut. Ditambah lagi info dari daddy yang menyatakan bahwa cuaca di laut sedang tidak bersahabat. Duuuuh....bimbang hati ini... Akhirnya saya mengambil keputusan bahwa jika cuaca cerah esok hari maka saya akan ikut ke Bunaken. Tapi jika tidak, maka saya akan memilih tetap berada di hotel dan beristirahat. Namun teman-teman terus memberikan semangat bahwa cuaca akan cerah saat kami berangkat ke Bunaken. Malam itu saya tidur dengan harapan semoga cuaca esok hari bersahabat agar saya berkesempatan mengunjungi Bunaken.


Alhamdulillah, ketika saya bangun di pagi hari matahari mulai menampakkan sinarnya yang hangat. Saya tersenyum dan berkata pada diri sendiri: Bunaken, here I come! 

Sesampai di Bunaken, saya dan teman-teman bergerilya ke tempat penyewaan alat-alat snorkeling. Saya geli sendiri karena sebetulnya saya tidak bisa berenang dan takut laut. Tapi rasa takut itu tidak menghalangi saya untuk mencoba snorkeling di Bunaken yang konon katanya salah satu yang memiliki pemandangan laut terindah di dunia. It was true! I was glad I made the right decision.

Saat pertama nyebur ke laut dengan peralatan lengkap ternyata saya masih kewalahan juga menyeimbangkan badan. Waktu melihat ke dalam air saya sempat merinding sendiri karena merasa seperti berada di dalam kolam renang raksasa. Perlahan tapi pasti saya mulai menyesuaikan diri dengan keadaan dan bisa menikmati pemandangan bawah laut tanpa harus merasa panik. Sempat iri juga sama beberapa teman yang bisa berenang kesana-kemari tanpa mengenakan pelampung. Saya bertekad harus belajar berenang. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali.

Beruntung si abang foto jago mengambil gambar sehingga hasilnya saya terlihat seperti seseorang yang mahir dan sudah terbiasa berenang di lautan lepas...hahaha...konyol tapi menyenangkan. Saya juga sempat bergaya foto di dasar laut sambil memegang karang tanpa mengenakan pelampung. Damn, I was good on pretending! Hahahaha...

Saya bersyukur pada akhirnya bisa pergi mengunjungi Bunaken dan dari situ timbul keinginan untuk mengunjungi berbagai tempat lain yang ada di penjuru Nusantara. Saya rasa Belitung adalah tujuan yang menarik. Kata teman saya di sana pantainya bersih dan pemandangan bawah lautnya indah. Hmmm...sepertinya saya akan mengajukan proposal liburan keluarga ke sana kepada suami tercinta hehehe

Ketika kapal mulai menjauh dari Bunaken, dalam hati saya bersyukur Allah swt memberikan saya kesempatan untuk datang ke sana. Dari yang hanya mendengar cerita saja hingga berkesempatan mencicipi langsung snorkeling di sana. Bubye Bunaken, hope to see you again,...someday...











- RF -

Jumat, 01 November 2013

MOTIVATION

Dictionary says that motivation is the reason or reasons one has for acting or behaving in a particular way. While in psychological term motivation is defined as the process that initiates, guides and maintains goal-oriented behaviors. Speaking of which, lately I've been questioning about my own motive of choosing this path. Why did I choose to be like this, what drove me to made this decision, and why I ended like this. All stuff mixed up my mind and I tried my best to answer all of those questions.

At first, I must admit it was the stress at work that drove me to resign. The second was the need to nurture my beloved son. I wanted to be part of his early life development and captured every precious moments with him. The third, I felt bored and needed to detach from work. Yet, I realized I wasn't prepared enough financially. But my hubby stood behind my back so I had the gut to say good bye.

After a month playing the role as a full-time-mom I started to feel uncomfortable. I didn't enjoy doing housewife stuff as much as I enjoyed working. I felt powerless because of receiving money from my own hubby though I knew he gave it sincerely and that was my priviledge as a wife I shoud've thanked for. I knew those are irational thoughts but I couldn't get them out of my head. 

I decided to talk about this with someone I trust. Someone who knew me well and would help me to cope with this situation. Someone who wouldn't do unnecessary judgement or telling me what to do. So I dialed those numbers and spilled out all of my irational thought. I'm glad I made the right decision coz I finally had an insight. I should redefine the reasons why I choose this path. I should put my son as my main motive and ignore the rest. It will help me cope with the situation because it's a big leap and definitely takes time to adjust.

I guess it's time for me to practise what I preach. Gonna take my time and not push myself too hard. Learning to accept and be responsible for whatever decision I make in life.


2:30 AM

-rf-

Senin, 21 Oktober 2013

BERDAMAI DENGAN STATUS BARU

Total sudah dua pekan saya menjalani 'status' baru sebagai tenaga ahli tidak terikat - definisi ini saya yang buat sendiri - dan rasanya masih campur aduk. Antara senang dengan kebebasan waktu yang saya miliki dan tegang juga dengan ketidakpastian arus kas saya pribadi. Segala sesuatu itu kan ibarat dua sisi mata uang, ada positif dan negatif di saat yang hampir bersamaan. Bukankah ini adalah hal yang saya inginkan sejak lulus S2 kemarin?!

Saya harus banyak bersyukur atas hal-hal yang sudah saya dapatkan selama ini dan berhenti memberikan porsi pikiran yang terlalu banyak bagi hal-hal yang mengganggu. Itu sangat tidak produktif, hanya membuang waktu dan energi saja. Sekarang saatnya saya menikmati hidup dan menjalani hari-hari dengan perasaan gembira. Menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta memberikan lebih banyak energi positif sebagai bekal ketika saya bekerja.

Saya sudah mulai beraktivitas lagi pekan yang lalu menjadi assesor di salah satu perusahaan di Jakarta. Rasanya menyenangkan dan saya tidak sabar untuk mengisi agenda dengan berbagai jadwal assessment. Untuk pekan ini ada dua jadwal pekerjaan yang ditunda jadi saya bisa beristirahat memulihkan tenaga akibat flu yang mendera. Allah memang Maha Mengetahui batas kemampuan yang saya miliki sehingga Dia memberikan sesuatu sesuai dengan kesanggupan hambaNya.


Almost dawn

-rf-

Minggu, 13 Oktober 2013

DAYS - OFF

Alhamdulillah started Oct.1 I finally held my freedom at last. I was free to do whatever I wanted and enjoyed every moment with my beloved ones. No more dealing with cranky clients nor demanding boss. I didn't have to drive several miles through traffic hours, supervising unwilling employees, negotiating lousy contract, etc. I was free. In fact I AM FREE!

Now every morning I wake up with a smile upon my face. I have better healthy relationship with my beloved ones (hubby, mom, dad, kiddo). Gosh...it took years for me to finally get off from that place. I promise to myself I won't attach to uncomfortable work place like I've had before for the last 2 years and 10 months.

Next time I will completely pay attention to whatever feeling that occurs when negotiating contract. If the number doesn't suite, I will say NO. If the place doesn't give me lots of benefits then I will turn down the offer. If my heart contraditcs with my mind, I will ask others oppinion so that I can decide matter objectively.

For now I'm just gonna relax and enjoy my days-off. Yup! It's plural. Days-off means many days I'm free from work. It's time to atone everything I lost for the past 2 years and 10 months.

I thank to Allah whom gave me strenght to carry on and guided me through the process. I finally made it and in the end I was free from the bond that held me tight. That's what I called the power of dua.



Very early in the morning,

-rf-

Selasa, 17 September 2013

TOUGH DECISION

Lately I've been thinking over about my decision to quit the job. It's not that I want to stay but the impact to others that's bugging me. Most of my colleagues at work wants to quit either after me. They have almost the same reason: they will leave because I do the same. Somehow I feel responsible for that though I know that"s irational.

Maybe I attach myself too much to them. I consider them as my family. They just like sisters and brothers to me. And it's not easy to leave them. I don't mind at all leaving the place I work. It's the people I'm working with that stich to my heart. Probably I won't miss my bosses but surely I'll miss my colleagues...

It's just a matter of time....we'll separate soon or later....they'll be just fine without me. Life must go on and I have dreams to pursue. So long people...hope we'll be a better person :)


Almost 1 am

-rf-

Minggu, 01 September 2013

RIZKI ITU ALLAH YANG MENGATUR

Beberapa waktu yang lalu aku sempat memikirkan kembali keputusan untuk resign dari kantor yang sekarang. Ada sedikit kekhawatiran kehilangan sumber pemasukan rutin tapi setelah menimbang dan memikirkan kembali maka aku bulat memutuskan untuk melanjutkan proses resign. Aku berdoa dan meyakinkan hati bahwa Allah pasti akah memberikan jalan bagi hambaNya yang berusaha.

Jika aku menilik kembali beberapa waktu ke belakang maka ku temui berbagai cerita menakjubkan terkait rizki. Di saat aku sudah merasa terdesak dan seolah tidak ada jalan keluar, serta merta pertolongan Allah datang menghampiri. Benar janji Allah bahwa akan ada rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Pokoknya yang penting itu adalah usaha dan sisanya bertawakal kepada Allah.

Siapa tahu seiring dengan perjalanan waktu Allah akan tambahkan rizki bagiku dan keluargaku. Sekali lagi yang terpenting adalah berusaha keras melalui cara yang halal insyallah akan diberi pertolongan oleh Sang Maha Kuasa.



Bintaro, 2 Sept. 2013

-rf-

Rabu, 21 Agustus 2013

WISUDA EUY! \(^__^)/

Tepat pada tanggal 20 Agustus 2013 aku dikukuhkan secara resmi sebagai Psikolog. Pelantikan sekaligus pengucapan sumpah profesi dilakukan di Jakarta Convention Center bersama dengan 58 wisudawan/i yang lain. Rasa bahagia membuncah dan ucapan syukur terucap berulangkali. Inilah saat yang aku tunggu-tunggu selama 5 tahun terakhir. Saat dimana aku secara resmi menyandang gelar Psikolog dan mempersembahkan gelar tersebut untuk orang-orang terkasih, baik yang masih ada maupun yang telah mendahuluiku menemui Sang Khalik....

Sungguh luar biasa kebahagiaan yang ku rasakan. Perjuangan selama 3 tahun terakhir menyelesaikan tesis seolah diputar ulang dalam ingatan. Saat dimana aku begitu terpuruk sepeninggal kepergian adik kesayangaku. Saat dimana aku berjuang melawan rasa sedih yang tampak tak kunjung usai serta saat dimana aku bersusah payah menyusun kata demi kata hingga menjadi sebuah karya tulis yang layak untuk diuji sebagai syarat kelulusan. Betapa banyak hal yang telah ku lewati hingga aku berkesimpulan bahwa semua ini adalah skenario Allah. Hanya Dia yang tahu kapan waktu yang tepat bagiku untuk menyelesaikan studi ini.

Kalau dipikir-pikir jika aku lulus 3 tahun yang lalu mungkin aku tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Mungkin aku akan menjadi Psikolog yang sok tahu dan kurang matang dalam memberikan konsultasi bagi orang lain. Mungkin aku tidak akan sematang dan setenang seperti saat ini. Mungkin juga wawasanku masih sempit dan berbagai kemungkinan lain yang tidak terbayangkan olehku. Terlepas dari itu semua, di sinilah aku, menulis tentang momen yang membahagiakan dan tak terlupakan sepanjang hidup. Menjalani wisuda dengan disaksikan oleh kedua orangtua, suami dan anak lelaki belahan jiwaku. Subhanallah....

Kondisi fisik yang drop tidak menjadi penghalang bagiku untuk mengikuti acara sejak awal hingga selesai. Aku bertahan dan menikmati momen sekali seumur hidup dengan menahan segala rasa pening dan demam sepanjang acara. Hari ini aku bisa tersenyum membuka album dokumentasi wisuda kemarin.

Robbi zidni 'ilman warzuqni fahmaa....Ya Allah Ya Tuhanku, berilah aku ilmu yang bermanfaat serta pemahaman yang baik. Jadikanlah aku manusia yang bermanfaat bagi manusia lain dan izinkanlah aku menggapai cita-cita yang belum tercapai. Jauhkanlah aku dari sikap sombong dan takabur...jadikanlah aku menjadi hamba yang senantiasa bersyukur kepada-Mu....















Bekasi, 22 Agustus 2013

Penuh rasa syukur...

-rf-

Sabtu, 10 Agustus 2013

TUA ITU PASTI, DEWASA ITU PILIHAN

Mungkin agak nyinyir judul posting saya kali ini. Tua itu pasti, dewasa itu pilihan. Yup, ini memang mirip dengan tagline salah satu iklan tetapi saya menulis ini lebih karena pengalaman pribadi yang terjadi beberapa hari yang lalu. Semua berawal di saat pertemuan keluarga besar di hari lebaran. Seperti biasa banyak sekali saudara yang datang dan berkumpul di rumah nenek di Jakarta. Rasanya senang karena seru sih dan saya bisa ngobrol sama saudara yang sudah lama tidak bertemu. Sayangnya saya tidak bisa berlama-lama di sana karena masih harus pergi ke rumah mertua. Jadilah saya dan suami berpamitan terlebih dahulu.

Tidak disangka ternyata kemarin sore saya mendapatkan kabar bahwa ada "insiden" terjadi dan menyebabkan salah satu pihak merasa tersinggung dan sakit hati. Awalnya saya tidak ingin memperpanjang ataupun cross-check ke orangtua saya tetapi ternyata beritanya semakin meluas maka mau tidak mau saya mendiskusikannya dengan orangtua saya. Hmmm....jadi panjang gini urusannya.

Demi menjaga objektivitas maka saya mendiskusikan hal ini dengan suami dan salah satu sepupu yang saya percaya. Hasilnya saya menarik kesimpulan bahwa usia tidak menjamin kedewasaan seseorang. Semakin tua juga tidak menjamin kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah dengan bijaksana, alih-alih malah bisa memperburuk suasana. Dan itulah yang terjadi saat ini. Rantai permasalahan yang tidak jelas muncul dari orang ketiga, keempat,
dst. Bukan dari orang yang bermasalah. Aneh ya....

Pelajaran yang saya petik dari permasalahan ini adalah jika merasa ada permasalahan dengan seseorang maka lakukanlah cross-check langsung dengan orang yang bersangkutan demi menghindari kesalahpahaman. Jika ingin berinteraksi maka sapalah orang tersebut terlebih dahulu terlepas dari usia seseorang apakah lebih muda atau lebih tua. Tidak ada pakem yang baku bahwa yang tua harus disapa oleh yang muda dan tidak berlaku kebalikannya. Jika sudah memberikan sesuatu kepada orang lain, luruskanlah niat agar perbuatan tersebut tidak menjadi sia-sia pada akhirnya.

Jadi kalau saya memilih untuk bersikap dewasa karena itu lebih memberikan manfaat bagi saya ketimbang mempertahankan ego dan beringkah seperti balita yang suka merajuk dan selalu menyalahkan orang lain.

Let's enjoy the rest of our holiday with happy thought and create happy feeling :)


Bekasi, 11 Agustus 2013

-rf-

Jumat, 09 Agustus 2013

HITUNGAN MUNDUR, YEAY!!!

Akhirnyaaaaaaaaa....dalam hitungan hari saya akan terbebas dari rutinitas menjemukan yang membuat kepala mau pecah. Yup, dalam hitungan hari saya akan full resign dari pekerjaan yang sudah saya geluti selama hampir 2,5 tahun. Setelah melalui proses alot dan enak-gak-enak dengan atasan akhirnya saya ngotot aja untuk resign. Kalau dipaksakan lebih lama lagi yang ada malah akan memperburuk situasi. Soal rizki pasti Allah kasih jalan selama saya terus ikhtiar maka pasti akan diberi.

Yang pasti setelah resmi full resign saya akan beristirahat dulu dan menikmati hari libur bersama keluarga di rumah. Udah kebayang sih rute jalan-jalan wisata kuliner yang akan saya jalani nanti. Asyik...asyik....kebayang serunya!

Betapa selama 2,5 tahun ini banyak sekali hal-hal yang saya lewatkan dan sekaranglah waktu untuk menebus itu semua. I'm gonna put myself first and ignore the others. It's ME TIME!

Cikarang, 10 Agustus 2013

-Free Me!-

Sabtu, 20 Juli 2013

RASA GUNDAH ITU DATANG LAGI

Deeessssssh....selesai menutup telfon dari bos itu rasanya saya mo ngamuk besar. Gak habis pikir dengan jalan pikirnya yang pendek dan tidak konsisten. Bagaimana bisa sebegitu ngototnya mau mempekerjakan anak di bawah umur hanya karena orangtua anak tersebut bangkrut dan memiliki masalah keuangan. Tetap saja tindakan itu tidak bisa dibenarkan menurut saya.

Entah sudah yang kesekian kali saya berbeda pendapat dengan atasan dan rasanya ini semakin menambah panjang daftar alasan saya untuk mengundurkan diri dari tempat ini. Rasanya sudah sangat tidak nyaman dan tidak bersemangat lagi untuk bekerja. Saya tertekan dengan kondisi yang seperti ini. Saya ingin berhenti saja.

Saya sudah membulatkan tekad kali ini harus terlaksana. Saya tidak mau peduli lagi dengan segala negosiasi yang pastinya akan dilancarkan oleh atasan. Saya merasa semakin hari jobdesc saya semakin tidak jelas. Bahkan di hari libur terkadang saya masih harus menerima telfon yang membahas tentang pekerjaan. Bikin capek!!!

Sudah hampir 3 tahun saya membiarkan diri saya tersiksa dengan sistem kerja yang tidak jelas. Sekarang sudah saatnya saya membebaskan diri dan menikmati hidup sesuai dengan apa yang saya inginkan. Tidak perlu lagi khawatir dengan tetek-bengek yang mengusik kedamaian hidup saya. Saya mo berhenti bekerja! Titik!

Tidak jelas batasan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan. Tidak jelas dimana posisi saya. Sebagai HRD atau sebagai sekretaris pribadi?! Saya capek-capek kuliah S2 bukan untuk sekedar menjadi sekretaris sekaligus supir! I am MORE than that!

Bosan....bosan...bosan....dengan tuntutan, rengekan, tudingan, keluhan yang datang silih berganti. Lama-lama kepala saya bisa pecah kalau begini terus. Lebih baik saya di rumah mengurus rumah tangga.

BISMILLAH! Semua harus terlaksana dan September 2013 saya akan membuka lembaran baru....aammiin.....

Bekasi, Dini Hari (21 Juli 2013)

-rf-

Senin, 01 Juli 2013

AKHIRNYA...KELUAR PULAU JAWA JUGA :D

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu pulau besar di nusantara di luar pulau Jawa, tepatnya pulau Sulawesi. Semua berawal ketika teman saya menghubungi dan menyatakan bahwa dia sedang bernegosiasi proyek rekrutmen pegawai baru salah satu bank daerah di Sulawesi, teman saya meminta kesediaan saya untuk ikut berangkat ke Manado dan Gorontalo jika proyek ini benar terlaksana. Saat itu perasaan saya seperti membuncah karena bahagia. Ini adalah saat yang saya tunggu-tunggu sejak saya lulus menjadi Psikolog. Kesempatan untuk bekerja mempraktekkan ilmu ke berbagai tempat baru di Indonesia.

Ada banyak tantangan untuk bisa pergi ke sana, dimulai dari proses perijinan ke kantor yang gak mudah, jarak perjalanan yang harus ditempuh, meninggalkan keluarga di rumah, kecemasan ketika naik pesawat, ketidakpercayaan diri melakukan tes dalam bentuk klasikal (2 tahun saya vakum psikotes di dunia industri karena saya fokus pada bidang klinis), hmmm....banyak juga ya kalau dihitung-hitung lebih dari 5 hal hehehehe. Anyway,...satu per satu tantangan bisa diselesaikan dengan baik. Alhamdulillah....

Sesi ijin sama atasan berjalan mulus dan memang benar quote yang bilang "honesty is the best policy" itu manjur. Saya berbicara secara asertif dan apa adanya sehingga atasan lebih memahami apa yang saya ingin sampaikan secara gamblang. Keduanya memberi respon positif dan itu sungguh sangat melegakan. Lanjut dengan pembicaraan titip anak ke mama yang alhamdulillah juga berjalan lancar. Suami juga tidak keberatan sehingga lancarlah perjalanan menuju Manado.

Tak disangka ternyata saya mendapatkan tiket Garuda Indonesia, maskapai terbaik nusantara. Tenanglah hati ini karena yakin dengan keselamatan selama perjalanan. Saat baru lepas landas hati ini agak ciut karena nampak kilatan petir lalu saya berdoa saja dan memasrahkan diri pada Ilahi...sempat mengalami turbulensi dan seisi pesawat teriak karena takut namun itu hanya sementara karena pada akhirnya cuaca aman hingga sampai di Manado.

Selama berada di Manado, saya dan tim mendapatkan servis yang memuaskan. Dari segi akomodasi dan transportasi semua standarnya yang terbaik yang ada di kota tersebut diberikan untuk kami. It was awesome! Sempat terlintas ingin menjalani rutinitas seperti ini terus karena sangat menyenangkan bekerja sambil menjelajahi keindahan nusantara. Subhanallah.....

Saat tes saya banyak belajar dari rekan-rekan lain yang jam terbangnya lebih tinggi di bidang industri. Kalau saya sendiri selama 2,5 tahun ini lebih banyak berkutat di area klinis dan menangani klien secara individu sehingga atmosfer bekerja sungguh sangat berbeda. Pengalaman baru yang cukup membuat hati ini campur aduk rasanya. Saat skoring saya merasa tertinggal karena kecepatan saya di bawah rekan-rekan lainnya. Saya belajar untuk "berdamai" dengan diri sendiri dan menerima diri apa adanya.

Satu lagi pengalaman unik terjadi di Manado ketika tes berlangsung terjadi gempa dengan kekuatan 5 SR. Hal ini cukup membuat panik dan saya berlari ke luar rumah untuk melihat kondisi air laut, khawatir efek tsunami setelah gempa. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan tidak ada gempa susulan. Maka tim pun siap melanjutkan perjalanan ke Gorontalo.

Perjalanan ke Gorontalo ditempuh dengan menggunakan pesawat kecil selama kurang dari 1 jam. Pesawat terbang rendah sehingga daratan tetap terlihat indah dipandang mata. Pas banget salah satu teman membawa kamera DSLR sehingga tersalurkanlah hobi fotografi saya hehehe....jadi terpikir mau merayu suami untuk membeli kamera sejenis :P Dari Gorontalo ke Manado tim kami menempuh perjalanan darat dengan total lama perjalanan 9 jam. Tapi lelahnya sepadan dengan keindahan yang disajikan sepanjang perjalanan. Subhanallah...begitu indah ciptaan Allah :)
Manado Tua di seberang lautan
Manado Convention Center

Beautiful view of Manado Tua


Tepi Lautan

Tim Rekrutmen Bank Sulut 2013

Sambil menyelam bisa minum air....pepatah tersebut sepertinya cocok untuk menggambarkan perjalanan saya kemarin. Sambil bekerja saya bisa berkunjung ke Manado dan Gorontalo yang indah serta bertemu kawan lama yang menjadi dosen di sana. Subhanallah....rasanya ingin kembali lagi ke sana :)

Mudah-mudahan Allah swt memberikan kesempatan lagi di lain waktu sehingga saya bisa berlibur bersama keluarga besar ke sana :)


Bekasi, 2 Juli 2013

-rf-

Rabu, 12 Juni 2013

IT'S OKE BEING SELFISH SOMETIMES

Lately I've been thinking about ways to increase my personal income. Yeah...got few things to buy and start to do the invesment for my child educational fund. I am responsible to provide the best education for my child. But I can't do it if I stay working at my present office. I need to spread my wings and fly away.

Easy to say but not easy to implement. This emotional bonding between I and my boss prevent me from doing so. I still don't have the heart to leave and find another place. Thinking about how things would collapse if I go made me feel guilty. So here I am still here.....

Like now, I'm in need of extra cash and my friend offers me a project in Sulawesi which means I have to leave town for around 4 days. That's very tempting and manage to create dizziness inside my head. I'm confuse thinking about how to talk to my boss about this. I want to ask her permition, at the same time my head tells me that I don't really need to do that. It's my right to take the job. But I don't want to break our good relation....dilemma....oh dilemma....

Suddenly I remember my aunt once told me it's oke being selfish sometimes. I don't have to always think about others, in fact I should start to think about myself first. I have needs that need to fulfill. So I decided to talk to my boss and tell her that right now I have needs so I'm gonna take this job. Hopefully she would understand...


June 12, 2013

-rf-

Senin, 10 Juni 2013

"SEKAT" ITU BERNAMA JABATAN....

S  :  "Ya ampuuuun...pada main ice skating!"
R :  "Tau dari mana?"
S  : "Tuh ada di group"
R : "Group apa?"
S  : "Group Whatsapp. Emangnya Bu Rika gak masuk ya?"
R : "Enggak. Tahu juga enggak kalo ada group di whatsapp"

*kemudian hening*


Begitulah sepenggal percakapanku dengan seorang teman sekaligus rekan kerja. Awalnya itu hanya percakapan sepintas lalu namun ternyata cukup "membekas" buatku. Aku baru tahu bahwa ada group yang berisi teman-teman kerja, bahkan anak bos pun ikut masuk di dalam group tersebut. Hmmm...ada rasa kecewa muncul. Awalnya aku masih berusaha berpikir positif dengan menganggap itu hanyalah kumpulan ABG yang bikin group buat lucu-lucuan aja. Gak enak pastinya kalo mengikutsertakan HRD di dalam group yang peruntukannya hanya lucu-lucuan. Statement semacam itu cukup membantu sekitar 5-10 menit. Setelah itu rasa kecewa kembali muncul.

Aku berpikir cukup lama, kenapa hal ini jadi sangat menggangguku ya??? Ternyata setelah ditelusuri lebih dalam lagi yang membuat kecewa ini muncul karena di dalam pikiranku merasa sudah sangat dekat dengan mereka dan berharap mereka akan menganggapku sebagai teman dan bukan atasan. Apa mau dikata ternyata mereka memang tidak menganggapku demikian. Damn, it hurt!

Berulangkali aku sudah "memperingatkan" diri-sendiri untuk menjaga jarak dan membuat batasan antara pekerjaan dengan pertemanan. Ya semua itu demi kebaikan diri sendiri dan menghindar dari hal seperti ini. Gak enak rasanya kecewa. Tahun lalu aku pernah merasa sangat kecewa karena sebagian besar rekan kerja lebih memprioritaskan uang ketimbang hubungan pertemanan. Mudah sekali bagi sebagian dari mereka untuk "menyerangku" demi uang. Sakit sekali rasanya....

Sekarang aku merasa "terluka" lagi dan kecewa karena merasa ditinggalkan. Apa yang ada di dalam pikiranku tidak sama dengan mereka. Tetap ada "sekat" di antara kita dan itu bernama jabatan. Aku masih harus belajar berlatih menerima segala konsekuensi dari jabatan ini. Jadi HRD itu banyak gak enaknya. Gak usah sok oke lah mo bikin HRD jadi sebuah divisi yang bisa membuat nyaman situasi karena tidak selamanya situasi itu nyaman. Just be profesional and don't get into deep. So called precaution.

Gak usah pundung and face it as an adult. Maybe it's a way to remind me that I should separate between friendship and work. C'est la vie....


June 10th, 2013


-rf-

Senin, 03 Juni 2013

UJIAN MENJADI ORANGTUA

Kalau ada yang bilang jadi orangtua itu susah, ada benarnya. Kalau ada yang bilang jadi orangtua itu harus sabar, itu benar banget! Kalau ada yang bilang jadi orangtua itu pilihan, maka saya yakin akan banyak yang setuju. Kalau ada yang bilang jadi orangtua itu tantangan, memang gak salah. Intinya jadi orangtua itu perpaduan dari banyak hal yang kalau diramu dengan benar maka hasilnya baik dan bermanfaat. Tapi kalau sampai salah resep, ya wassalam jadinya....

Dulu waktu masih jadi anak kecil masih belum kebayang rasanya jadi orangtua. Yang ada di benak saya namanya orangtua itu capek. Laki-laki harus jadi ayah yang kerja hampir setiap hari dan kadang malah pergi jauh ( seperti papa saya yang sampai sekarang lokasi kerjanya ratusan kilometer jaraknya dari rumah), sementara yang perempuan harus jadi ibu yang ngurusin segala urusan rumah tangga dan gak kalah capek. Namanya juga masih kecil, jadi belum bisa melihat secara objektif. Sebagai anak kecil juga saya memandang orangtua saya sebagai pelindung saya dari segala marabahaya. Hmmm...meski tidak selalu, secara garis besar orangtua saya mampu memberikan rasa "aman" bagi saya di waktu kecil.

Beranjak remaja sudut pandang saya mulai berubah. Saya mempersepsikan orangtua sebagai pemegang segala keputusan yang harus diikuti oleh anak. Saya masih ingat beberapa peraturan yang diterapkan di rumah seperti; maghrib s/d isya tv dan radio harus mati, harus ngaji setelah maghrib, pulang tepat waktu, tidak melawan orangtua, dll. Otoriter memang, tapi saya patuh. Awalnya karena takut maka saya menuruti semua ketentuan itu. Lama kelamaan saya mulai terbiasa dengan peraturan dan mulai bisa menjalani.

Masa dewasa awal orangtua mulai memberikan saya kepercayaan lebih sehingga saya merasa lebih "bebas" namun tetap bertanggungjawab. Saya boleh berkendaraan sendiri. Boleh memilih calon pendamping sendiri. Bisa mengikuti berbagai aktivitas yang saya sukai, dll. Kedewasaan saya mulai tumbuh dan kepribadian saya mulai matang. Orangtua lebih berperan sebagai teman sekarang.

Setelah menikah maka orangtua kembali ingin menjadi "pelindung" bagi anak dan cucunya. Ada senangnya dan ada juga sedihnya. Senang karena orangtua masih peduli dan memberi perhatian banyak kepada keluarga kecil di rumah. Sedih ketika kita berbeda pandangan mengenai cara mengasuh anak. Saatnya bernegosiasi dan meningkatkan ambang toleransi. Apa mau dikata memang inilah fase yang harus dilalui.

Saat ini saya dan suami adalah orangtua dari seorang putra yang baru beranjak 3 tahun. Secara fisik ia mulai tumbuh dan secara psikis ia mulai berkembang. Saya bisa prediksikan anak saya memiliki kecerdasan di atas rata-rata karena ia memiliki pemahaman yang sangat baik. Ia mampu menyerap hal-hal yang ada di sekitarnya dengan cara eksplorasi dan mau bertanya tentang hal-hal yang belum ia ketahui. Menakjubkan bukan?! Allah memang maha adil, memberikan anugerah yang tak terhingga melalui nikmat anak yang diamahkan kepada kami. Alhamdulillah....

Karena perkembangan motorik dan kognitif membuat anak saya menjadi aktif bertanya dan mengeksplorasi lingkungan sekitar. Sudah tak terhitung berapa jumlah mobil-mobilan yang dirusak, tembok yang dicorat-coret, hp yang hang karena sering dibanding....sungguh luar biasa!!! But that doesn't make me love him less...

Sejak kemarin anak saya memang sedang membuat ulah untuk mendapatkan perhatian. Saya jadi membayangkan apa yang akan terjadi jika saya hamil lagi ya....sepertinya ia akan cemburu dan mencari perhatian ke orangtua saya. Mudah-mudahan Allah bimbing anakku agar menjadi anak sholeh penyejuk hati kedua orangtua....aamiin.....

Home sweet home...


-rf-

Minggu, 02 Juni 2013

LADANG AMAL

Kemarin saya dan suami berkunjung ke rumah orangtua suami di daerah Cikarang. Ini kunjungan rutin yang biasa kami lakukan ketika ada waktu luang. Sudah cukup lama kami tidak kesana karena kesibukan dan juga kesehatan yang turun-naik sehingga menghalangi agenda rutin ini. Ketika kami ke sana hanya ada ibu dan bude saja, bapak sedang berobat ke Tangerang karena sakit. Jujur saya kaget melihat kondisi rumah yang bisa dibilang nyaris runtuh karena terjangan angin dan hujan lebat beberapa hari sebelumnya. Miris hati ini melihatnya dan ingin segera membantu. Melihat ekspresi wajah suami yang termenung melihat kondisi rumah semakin membuat hati ini miris. Saya teringat akan kondisi rumah yang kami tinggali sungguh berbanding jauh dengan kondisi rumah orangtua saat ini. Ada rasa bersalah di hati karena tidak bisa langsung membantu.

Saya sempat berbagi cerita dengan seorang sahabat dan satu hal yang menjadi pemikiran saya adalah ketika sahabat saya berkata bahwa ini adalah ladang amal untuk saya dan suami. Hmmm...betul juga apa ya...ini adalah ladang amal. Selain itu memang sudah menjadi kewajiban juga bagi kami untuk membantu orangtua yang sedang dalam kesusahan. Meski orangtua tidak membebani tetapi kami tetap akan berusaha keras untuk membantu.

Saya dan suami sepakat untuk berbagi tugas mencari info mengenai proses peminjaman dana tunai ke bank karena kami tidak mungkin bisa meminjam ke kantor. Saya akan ikhtiar dan berusaha mengajukan pinjaman atas nama saya. Perkara nanti untuk biaya pelunasan saya yakin selama kami berusaha maka Allah pasti memberikan jalan. Mungkin rizki orangtua akan datang melalui usaha kami. Alhamdulillah kedua orangtua saya juga mendukung sehingga saya semakin bersemangat untuk mencari pinjaman dana ke bank.

Dengan berlandaskan niat baik dan usaha keras mudah-mudahan akan segera ada jalan keluar yang terbaik. Bismillah....saya teringat sebuat hadits yang intinya jika kita memudahkan sesuatu bagi orang lain maka Allah kelak akan memberikan kemudahan bagi kita di yaumil akhir....aamiin....




Rumah, 2 Juni 2013

-rf-

Kamis, 23 Mei 2013

JELANG PENSIUN

Subjek di atas bukan ditujukan kepada diri saya karena saya masih berada dalam usia produktif. Hal itu ditujukan untuk daddy yang 3 tahun lagi akan memasuki masa pensiun. Berbagai hal kerap mengganggu pikiran saya, terutama terkait masalah finansial. Saya belum siap untuk menanggungnya. Jika hanya seputar hal dasar seperti makan dan bayar listrik serta telepon masih bisa saya penuhi. Tapi jika terkait dengan gaya hidup yang seperti saat ini terang saja saya tidak sanggup.

Memang setiap orang itu sudah ditentukan kadar rizkinya dan Allah bisa saja memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka sebelumnya, itulah namanya iman -percaya. Tetapi ketika berhadapan dengan realita, keimanan itu diuji. Ya seperti yang sekarang ini sedang saya alami. Merasa galau akan kepastian di masa depan. Padahal masa depan sendiri belum tentu saya jalani hehehehe....

Sebagai seorang ibu, saya ingin bisa memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra saya. Selain itu saya juga ingin memiliki seorang putra/putri lagi untuk melengkapi keluarga kecil di rumah. Semua itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan perencanaan yang matang. Suami saya sendiri termasuk tipe yang tenang dan cenderung go with the flow. Prinsip dia adalah "tetap bekerja" dan bukan "bekerja tetap". Tapi ya sekali lagi, inilah saya dengan kecemasan yang dominan, mirip seperti ibu saya.

Saya berdoa saja jika dalam 3 tahun ke depan saya bisa mempersiapkan diri baik mental maupun finansial. Semoga di saat itu saya sudah memiliki karir dan penghasilan yang lebih dari sekarang dan mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

MasyAllah....berilah kemudahan pada hambaMu ini...laa haula wala quwwata illa billah....


Bekasi, 24 Mei 2013

-rf-

Jumat, 10 Mei 2013

LEGAAAAAAAAAAAAA RASANYA \(^__^)/

Alhamdulillah wa syukurillah tunai sudah studi S2 ku dan aku berhasil mempersembahkan nilai yang baik kepada kedua orangtua serta suami tercinta. Ketika membaca nilai yang tertera rasanya ingin berteriak dan joget kalo perlu ya :p Tapi beruntung kognitif masih jalan jadi gak sampe melakukan hal-hal yang menggelikan dan akan aku sesali kelak hehehe.....

Kalau kilas balik ke belakang 5 tahun yang lalu....hmmmm.....aku daftar S2 itu tepat sehari setelah wisuda S1 dilaksanakan. Sempat ragu awalnya antara pengen kerja, studi di luar negeri atau nikah. Akhirnya aku memilih untuk daftar S2 di kampus lama dengan jurusan Psikologi Pendidikan. Gak ada teman dekat yang lanjut kuliah jadi rasanya pas ujian masuk itu kayak alien di kelas. Udah gitu gak bawa pensil 2B akhirnya tebelin muka minjem sama ade kelas yang duduk di belakang. Keliatan sih dia agak enggan minjemin tapi aku cuek aja yang penting bisa ikutan tes sampe selesai :D Setelah kuliah berjalan barulah kita kenalan dan lumayan dekat sampe bisa ketawa-ketiwi kalo inget moment ujian masuk. Thanks ya Ani and Aya meski jutek tapi tetap minjemin pensil hehehehe Sekarang Ani kerja di Badan POM dan gak nyelesain S2, sementara Aya jadi associate sambil ngasuh putri lucunya Rachel.

Saat kuliah matrikulasi, aku masuk di kelas A dan aku sangat bersyukur masuk di kelas ini karena aku bisa ketemu orang-orang yang cukup berperan dalam perjalanan karir dan studiku. Awalnya aku biasa duduk di kursi pojok depan dekat pintu, atau pojok belakang dekat jendela. Teman-teman di kelas A memandang aku sebagai orang yang serius dan tekun saat kuliah. Mereka gak tau aja tiap kuliah earplug nempel di telinga jadi sebetulnya aku lebih fokus dengerin lagu daripada dengerin kuliah :p. Lama kelamaan teman-teman tau kelakuan asliku dan akhirnya ada yang manggil aku "Jidan" alias jilbab edan :p. Aku gak bangga dengan sebutan itu tapi aku juga gak ambil pusing soal itu. Biarin aja toh itu cuma bercanda aja saking dekatnya kita hehehehe

Saat penjurusan tiba, aku tiba-tiba banting stir ke jurusan klinis. Simply because I thought it was cooler than others. Jadi jurusan mayor adalah klinis dan minor pendidikan. Saat kuliah ataupun praktek lapangan, aku gak tergantung sama orang lain. Ketika orang-orang sibuk mengurus izin praktek lapangan di RSJ Marzuki Mahdi Bogor, aku gerilya sendiri dan praktek di RS Duren Sawit. Saat itulah aku mulai dekat dengan Dieni dan Bu Nelly. Kelak merekalah yang kerap memberi support bagiku untuk menyelesaikan studi di saat aku hampir terpuruk dalam kesedihan akibat kepergian adikku dalam kecelakaan tragis. Thank you for both of you :) Sekarang Bu Nelly jadi psikolog di RS Dharmais sedangkan Dieni jadi HRD di perusahaan IT yang terkenal.

Berkat mata kuliah pelatihan, aku dipertemukan dengan MamiBet yang kelak jadi mentor dan mengenalkanku pada support group. Tempat dimana aku belajar banyak mengenai olah pikir, olah rasa dan pelajaran hidup lainnya. Berkat group ini pula aku berkenalan dengan banyak orang hebat seperti teh Eka, mba Rini, mba Dian, Hanny, mba Evi. Aku belajar meningkatkan toleransi karena berada satu group dengan Lusi dengan pola pikirnya yang unik. It's amazing!!! Aku juga menjadi dekat dengan Nana. Meski berbeda jurusan (dia PIO, aku klinis) tapi kita bisa jalan bareng dan nyambung aja.

Sempat stuck 2 tahun pasca meninggalnya adikku tercinta karena kecelakaan tragis. Aku benar-benar terpuruk dan seolah kehilangan arah. Aku merasa tidak ada gunanya lagi aku melanjutkan kuliah. Perhatianku terbagi dengan pernikahan yang disusul dengan kehamilan. Hubunganku dengan mama sempat mengalami masa "kritis" karena kita berdua saling bersikeras dengan keinginan masing-masing. Aku sempat merasa dunia runtuh dan diliputi dengan kemarahan. Aku terus berapologi dalam hati bahwa tidak mengapa menunda menyelesaikan tesis demi "berdamai" dengan diri sendiri. Sekarang aku baru menyadari bahwa itu hanya pembelaan semata karena kau tidak siap menghadapi tekanan dalam proses penyusunan tesis. Alhamdulillah berkat dukungan teh Eka dan mamiBet serta  pembelajaran yang aku dapatkan di tempat kerja sangat membantu dalam proses penyusunan tesis. Allah memang selalu memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang ku hadapi.

Sekarang aku sudah tinggal menanti waktu wisuda yang akan berlangsung tanggal 20 Agustus nanti. Udah kebayang serunya karena sekarang aku sudah punya suami dan anak jadi foto wisudaku akan semakin kaya. Foto wisuda S1 masih ada Acep. Foto wisuda S2 giliran Ekal yang akan menjadi pendampingku. Subhanallah....

I guess I've learned through the hard way....that's oke coz it makes me stronger everyday :)


Bekasi, 10 Mei 2013


Rika Fitriyana, S.Psi, M.Psi

Rabu, 24 April 2013

DEMOTIVASI

Sebulan terakhir saya sudah mulai merasa bahwa "hati" saya sudah tidak "klik" dengan tempat kerja ini. Ketika bangun pagi terasa berat untuk melangkah dan memulai hari karena sudah terbayang berbagai permasalahan yang harus saya hadapi. Jenuh, bosan, lelah bercampur menjadi satu. Saya ingin berhenti saja dan menikmati peran sebagai ibu rumah tangga. Ketika awal rasa ini datang saya masih berusaha untuk mengatasi dengan olah pikir dan mengubah rutinitas. Ternyata itu tidak berhasil, yang ada saya malah jadi moody. Di tempat kerja pikiran saya melayang, tidak banyak bicara dan menjaga jarak dengan atasan. Setiap datang waktu pulang maka saya akan bergegas dan tidak terlalu peduli dengan urusan pekerjaan yang belum selesai. Pokoknya saya ingin selalu pulang cepat.

Mungkin perubahan sikap ini dirasakan oleh atasan saya sehingga bertanyalah ia kepada sahabat sekaligus rekan kerja saya mengenai kondisi saya yang sebenarnya. Akhirnya sedikit informasi tentang apa yang saya rasakan tersampaikan kepada atasan saya. Namun hal yang membuat saya merasa tidak nyaman adalah pernyataan atasan saya yang menyatakan ketidaksukaannya jika saya menerima pekerjaan lain di waktu luang saya karena ia merasa alasan saya di awal adalah alasan keluarga. Hmmmm...she crossed the line. It's my private life, my private time, I can do whatever I want without telling her. I've spent 2,5 years for her so now I deserve to make my own choice. I shall I quit this job whether they like it or not.

I feel a bit disappointed because of what she thought about me. Though her mind is something I can't control, still I can't ignore this feeling. I wished I could tell her how many times I rejected job offer due to my respect for them. I've spent 2,5 years working hard and look what I've got. Just wait and see...the time for me to move on will soon come reality. I don't care about what will happen in the future. I just want to quit the job immediately. I'm through!

Kalau mau menilik bukti maka silakan melihat resolusi yang saya buat sejak akhir 2011. Di situ tertera jelas bahwa saya memang sudah mencanangkan untuk berhenti kerja dan melakukan hal lain yang sesuai dengan impian saya. Tidak akan ada habisnya membicarakan hal ini. Lebih baik laksanakan saja dan bersikap asertif agar tidak terpengaruh dengan apa yang akan terjadi nanti. Memang benar apa yang dikatakan oleh salah satu karyawan: "Di sini mah gampang masuk, susah keluarnya". Begitulah adanya......

Intinya saya sudah bosan, jenuh dan lelah.


Rabu, 24 April 2013

-rf-

Rabu, 13 Februari 2013

SAATNYA INTROSPEKSI DIRI

Selama 2 minggu terakhir ada begitu banyak peristiwa yang berdampak besar dalam hidup saya. Mulai dari tabrakan mobil, berkutat dengan asuransi dan bengkel, form tanda tangan penguji tesis yang tak kunjung usai, anak jatuh dari tangga, pasangan yang lagi pundung, kerjaan yang gak ada habisnya, de el el. Fiuuuuuh....sepertinya kalo kata syair lagu yang entah judulnya apa I think I should give my heart a break. Not just my heart actually, but my brain also need it too.

Peristiwa tabrakan Jum'at malam 2 minggu yang lalu itu memberi saya pelajaran penting agar tidak memaksakan diri ketika sudah merasa lelah dan mengantuk. Akibatnya fatal, saya menabrak sebuah mobil di pertigaan dan hal itu menimbulkan kerusakan kedua belah pihak. Saya rugi dan merugikan pula orang lain. Belum lagi biaya yang harus saya keluargakan untuk melunasi berbagai tunggakan sehingga semakin berlipat gandalah pembiayaan akibat kecerobohan saya sendiri. Kalau mau dibawa pundung ya bakalan stres. Saya sempat menangis tapi itu tidak berlangsung lama. Otak saya kembali berfungsi dan mengambil alih sehingga bisa memetakan kembali permasalahan dan mencari solusi terbaik. Satu per satu masalah saya selesaikan. Alhamdulillah perlahan saya mulai bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Di saat mengalami musibah seperti kemarin saya merasakan benar nikmat Allah. Segala urusan saya dipermudah, Alhamdulillah. Orangtua memahami kondisi saya, suami turut membantu pembiayaan, atasan menawarkan bantuan, teman-teman memberikan dukungan dan doa sehingga pada akhirnya saya bisa kembali tersenyum. Belum lagi tingkah polah malaikat kecilku turut meringankan beban hidup yang saya rasakan saat itu. Jangan pernah merasa menjadi orang yang paling menderita karena Allah pasti memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang datang.

Semoga setelah ini saya akan menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan ditingkatkan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup. Aaamiin......

Bekasi, 14 Pebruari 2013

-rf-

Sabtu, 19 Januari 2013

HARI YANG 'UNIK'

Hari ini Sabtu, tanggal 19 Januari 2013 adalah hari dimana saya mengalami berbagai kejadian 'unik'. Bukan sekali, dua kali hal semacam ini terjadi hanya saja untuk hari ini saya ingin menuangkan semua dalam bentuk tulisan untuk redakan hari ini. Apa yang terjadi hari ini membuat saya banyak berpikir dan menemukan beberapa cara baru untuk mengatasi pikiran dan perasaan yang mengganggu. Shall we start now?

07:50 wib
Susah payah bujuk Haekal biar mau mandi dan sikat gigi tanpa menangis. Rasanya lebih melelahkan dibanding lari keliling GOR. Gak hiperbola karena memang itu fakta yang ada. Saya yakin para ibu yang memiliki anak balita akan menyetujui pendapat saya ini. Target saya setelah selesai mandiin Haekal biar bisa cepat berangkat ke Hermina untuk kontrol dentist Haekal. Ayahnya sendiri masih belum mandi dengan alasan 'lazy day' jadi mandinya santai gak perlu terlalu pagi.

09:00 wib
Panasin mobil sambil siapin tas dan bantal yang mau dibawa buat bekal di jalan. Tiba-tiba Dieni telfon dan ngabarin kalau calon klien mau ketemu untuk membahas kasus yang akan kita tangani. Sempat bimbang karena sudah kadung janji dengan suami untuk pergi ke kantornya tapi akhirnya saya memutuskan untuk meng'iya'kan saja janji temu hari ini. Saya pikir kapan lagi bisa ada kesempatan seperti ini. Hajar bleh!

09:30 wib
Ketemu mama di depan rumahnya, masih sempat bercanda dan ngobrol sebentar sebelum berangkat ke Hermina. Things were oke and I never thought it would change so fast.

09:50 wib
Berhenti sebentar buat beli ubi cilembu pesanan mama. Setelah itu langsung cabcus ke Hermina. Jalanan tidak terlalu lengang tapi gak rame juga. Pas lah untuk ukuran jalanan di hari Sabtu.

10:10 wib
Duduk bertiga di ruang tunggu menanti sang dokter datang. Haekal asyik naik-naik ke kursi sambil lihat jendela, sementara ayahnya sibuk dengan androidnya. Saya coba menyibukkan diri dengan sms sambil jaga Haekal. Kok dokter belum datang ya jam segini....#mulaigusar

10:35 wib
Masuk ke ruangan dan mendapati fakta bahwa gigi Haekal akan tumbuh lagi yang sebelah pojok kanan-kiri. Selain itu ternyata Haekal harus stop dulu makan cokelat dan permen karena giginya terancam bolong :'( . Saya belajar jurus baru juga untuk membujuk Haekal agar mau buka mulut saat diperiksa dokter. Haekal hebat!!!

11:00 wib
Keluar parkir, otw to Duren Tiga. Pas mau masuk tol tiba-tiba mama sms nanya no berapa ke dokter. Saya dengan enteng menjawab sudah selesai dan sekarang sedang on the way untuk ketemu klien. Ternyata balasannya kasar banget dan nusuk sampe ke dalam. Sempet mikir betapa tidak adilnya mama memperlakukan saya begitu kasar sementara saya tidak merasa melakukan kesalahan fatal. Hope you would regret that, mom!

12:05 wib
Berhenti di SeVel beli 2 big bite buat makan siang. Karena pikiran lagi kalut jadi ketuker makannya punya suami yang ada sayurannya. Akhirnya perut jadi gak karuan. Haekal tidur pulas di kursi belakang. Anteng bener kamu, nak....

13:00 wib
Sampe MM langsung parkir valet biar gak telat janji ketemu calon klien. Ayah dan Haekal main, saya meeting di Platinum. Saya cukup puas dengan meeting dan saya kagum dengan kemampuan saya untuk memberi penjelasan secara runtut dan logis. Damn, I'm GOOD!!! :p

14:30 wib
Meeting selesai dan saya kembali bergabung bersama suami dan anak. Sempat ketemu sama rekanan meeting dan mereka memuji Haekal yang lucu dan ganteng :D

15:30 wib
Sampai rumah dengan selamat dan langsung suapin Haekal karena dia belum makan benar hari ini. Masih kepikiran dan kesel sama mama tapi akhirnya capek sendiri jadi mending cuekin aja deh. Toh ini bukan yang pertama kali kejadaian seperti ini.

17:15 wib
SMSan sama Puput dan ketawa ketiwi sambil jagain Haekal biar gak ganggu ayah yang lagi kerja. Di hati masih ada mengganjal dan saya berusaha mengalihkan dengan memikirkan hal lain seperti kondisi banjir, rencana masa depan, dl. Haekal makan banyak sampai nambah 3x. Alhamdulillah....yang sehat ya nak....

18:00 wib
Email daddy, sharing soal kejadian tidak mengenakkan hari ini. Kata daddy santai aja yang penting udah kasih tahu mama kemana perginya kalaupun dia gak mau terima ya sudah gak usah dipaksa. Cool suggestion, dad!

19:44 - 21:05 wib
Ngobrol ngalor ngidul di telfon sama Anggie. Mulai dari masalah kerjaan, keluarga, hubungan pribadi dengan para mantan, nostalgia kejadian yang udah lewat. Pokoknya itu menyenangkan dan saya tidak merasa kesepian. Ketika saya cerita tentang sikap mama yang mengganggu, Anggie spontan ketawa dan mengingatkan saya kembali bahwa itulah kondisi anak kita.

22:20 wib
Ngblog sambil ngantuk dan akhirnya kesampean juga punya blog =))

Jadi intinya, kalau di rumah saya gak dihormatin itu tidak menjadi akhir dunia. Masih banyak orang lain di luar sana yang kekurangan dan terjebak banjir. Alhamdulillah kondisi rumah adem ayem dan saya memutuskan untuk tidak memikirkan dulu konflik yang terjadi. Mari menikmati akhir pekan dengan senyum menghias di wajah :)



Tidak apa-apa :)

Anak ibu hebat \^_^/

Sesi Buka Mulut
Ruang TV (22:47 wib)
-rf-

Senin, 14 Januari 2013

CAR WASH AFTER WORK

Good afternoon everyone!
Now I'm at car wash waiting for my car being washed while sitting in the costumer room with strong wi fi connection. I love this situation. This is nice...really nice! Since my handphone is being repaired so I'm kinda deserted for the last 2 weeks. It's not fun at all. In fact i hate this situation @__@ I wish I have money to buy  a new handphone....sort of wishful thinking :D

Today I decided to enjoy my life. I will try my best to not waste my energy for nagging or whining about life. C'est la vie! That's life! I can't always get what I want so I better enjoy what I have right now. That's the pattern of happiness :) At least that's my theory :D

This week I plan to go out swimming with my mom and Haekal. We're gonna have so much fun. We'll be busy hanging out that we forget all the troubles we've had. No matter how much money left in my pocket, I care less about it. No matter how hectic time at work, I'm just gonna leave them behind while I'm spending time with my beloved ones. Hell yeah I will!!! \m/

I guess that's all for today, gotta prepare to go home. My car is done! See you later ^__^

Car Wash 86

-rf-

Rabu, 09 Januari 2013

KARENA HAL ITU PENTING BUAT SAYA

Beberapa hari yang lalu salah seorang teman dekat saya mencurahkan isi hati tentang hal yang mengganggu pikirannya saat itu. Tema besarnya adalah tentang tempat dimana ia bekerja dan akhirnya mengerucut menjadi pembahasan diri pribadi. Teman saya ini merasa tidak ada perkembangan keterampilan yang signifikan selama ia bekerja di perusahaan yang sekarang. Ia juga merasa tidak nyaman dengan beberapa kebijakan perusahaan yang dirasa bertentangan dengan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Juga tentang feedback yang ia dapatkan dari karyawan lain yang menganggap dirinya 'kaku' dan tidak fleksibel. Tentu saja ia tidak terima karena menurutnya apa yang ia lakukan sudah menjadi bagian dari tanggungjawabnya sebagai seorang HRD. Singkat cerita, teman saya ini sampai menangis di depan atasannya ketika mengungkapkan isi pikiran yang sedang berkecamuk saat itu.

Saya menyimak dengan seksama apa yang disampaikan oleh teman saya ini. Saya juga berusaha sesedikit mungkin berbicara karena saya sadar untuk saat ini kebutuhannya yang paling besar adalah didengarkan dan bukan diberi saran. Betapa kultur bisa sangat mempengaruhi tujuan akhir suatu perusahaan. Teman saya yang awalnya keras, sedikit-demi-sedikit mulai melunak dan pada akhirnya ia bisa tenang kembali.

Menilik kisah di atas membuat saya mencari kemiripan antara apa yang saya alami dengan yang dialami oleh teman saya tersebut. Iya, ternyata kami sama-sama sensitif sehingga mudah mellow. Tidak mudah menjadi orang mellow ya.... Hubungan saya dengan atasan juga agak mirip begitu. Hanya karena terlalu dekat membuat saya kadang tidak bisa bersikap obyektif dan malah menuruti kemauan beliau.

Oke, sekarang sudah 5 menit menuju pukul 12 tengah malam. Saatnya beristirahat ;)


January 9th, 2013

-rf-

Selasa, 01 Januari 2013

APA HIKMAHNYA YA???

Bulan ini jujur saja untuk masalah finansial saya keteteran karena dana yang ada sudah digunakan untuk liburan akhir tahun. Dana yang masih menjadi piutang belum pasti kapan cairnya. Belum lagi berbagai rencana lain yang membutuhkan dukungan finansial sudah menanti untuk ditunaikan seperti biaya pendidikan Haekal, biaya ijin praktek psikolog, biaya wisuda, dan yang terbaru adalah biaya untuk memperbaiki bb yang ngadat. Kenapa semua harus datang bertubi-tubi ya? Dan kenapa juga kalau sudah berkaitan dengan finansial bisa sangat mempengaruhi mood saya?

Hmmm....setelah saya pikir-pikir mungkin pola kecemasan seperti ini saya pelajari dari mama saya. Tanpa saya sadari saya meniru pola mama yang cemas ketika timbul masalah finansial dalam keluarga. Sebetulnya saya sudah menyadari pola ini dan untuk mencegah hal itu terjadi pada diri saya maka saya selalu membuat perencanaan keuangan untuk berbagai target finansial dalam hidup saya. Selain itu setiap bulan pun saya membuat laporan keuangan secara detil sehingga saya bisa tahu pasti berapa sisa saldo setelah semua pengeluaran. Namun fitrah manusia hanya bisa berencana, selebihnya yang menentukan. Ketika rencana tidak sejalan dengan kenyataan mulailah kecemasan tersebut datang dan 'mengusik'.

Contoh kongkrit lain untuk bulan ini saya tidak menyediakan anggaran untuk bb tetapi ternyata bb saya bermasalah dan tidak bisa digunakan. Jelas hal ini sangat mengganggu karena bb sangat membantu saya dalam melaksanakan tugas kerja. Ketika bb bermasalah maka pekerjaan terhambat dan saya pun jadi kerepotan dibuatnya. Huff....rasanya mood saya berantakan dan ingin marah tetapi saya sadar sebetulnya saya marah pada diri sendiri karena khawatir tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Setelah bisa berpikir tenang barulah saya bisa memutuskan secara obyektif solusi yang pas untuk mengatasi masalah bb rusak, saya memutuskan untuk menggunakan garansi yang masih berlaku dan jika ternyata setelah garansi itu bb masih bermasalah maka saya akan beralih ke android sesuai dengan saran suami dan beberapa teman.

Semoga saja jika berikutnya saya mendapatkan rizki maka saya akan menyisihkan 10% untuk dana darurat. Saya juga mentargetkan tahun ini untuk memulai kembali investasi dalam bentuk Logam Mulia untuk persiapan dana pendidikan anak. Mudah-mudahan lancarkan rizki untuk keluarga saya dan tercukupi semua kebutuhan. Aamiin....

Well, let's get back to work, shall we....

Office, 2nd January 2013

-rf-