Selasa, 23 Juni 2009

MOMENTO MORI

Aku masih setengah sadar ketika membaca sms dari mamiBet yang memberitahu bahwa ayah Lucy meninggal dunia. Aku terkesiap sebentar lalu kembali tidur. Tak ku pedulikan hp yang sedari tadi terus bergetar menandakan ada telfon untukku.

Sudah pukul 1:30 malam ketika aku terbangun dari tidur karena mimpi buruk. Dalam mimpiku itu aku melihat Lucy sedang mengurus jenazah ayahnya lalu dia menatapku hingga membuat bulu kudukku berdiri. Aku berlari menghindar lalu aku berada dalam situasi yang familiar. Suasana duka menyelimuti ruangan tempat ku berada. Jantungku berdetak semakin cepat kala dibuka wajahnya dan diperlihatkan padaku. Ternyata bukan wajah adikku melain paman dari pihak mamah....hmmmm...pikiranku semakin kacau saja.

Keesokan harinya aku bersama dengan teman-teman SG datang dan menemani Lucy hingga ke pemakaman ayahnya. Aku seperti mengalami de ja vu. Di pikiranku terlintas saat-saat pedih di hari 'kepergian' adik lelaki kesayanganku. Rasa sakit itu kembali menoreh luka lama di hatiku. Menatap Lucy seakan menatap diri sendiri, sehingga aku meresapi benar makna kematian.

Kematian adalah hal yang pasti akan dialami oleh semua manusia. Namun tetap saja keterkejutan selalu hadir setiap kali kematian itu datang menghampiri. Rahasia Ilahi yang begitu mencekam. Kematian berarti perpisahan. Dan setiap perpisahan mestilah terasa menyakitkan bagi pihak yang ditinggalkan.

Aku masih mencoba mencari makna terdalam dari kematian yang menghampiri orang-orang di sekitarku. Ya Rabb, tolong aku...

Juni 2009

-rf-

Tidak ada komentar: