Rabu, 11 Maret 2009

BELAJAR MOBIL YUUK!

“ Teteh hari ini libur ya?!”

“Iya, emang kenapa?”

“Hehehehehehehehe….belajar mobil yuuk!”

“Hah…??? Kemana???”

“JP aja sepi kok. Ade emang biasa ke sana, ade hafal kok jalannya…”

“Ummm….gimana ya?!.....tapi temenin teteh ke LIA dulu buat daftar TOEFL ya…”

“Iya…iya…”

“Ya udah kalo gitu teteh siap-siap dulu”

“Asyiik….!!!” Dan senyum lebar itu pun merekah indah di wajahnya.

Ketika itu hari Sabtu di bulan Juni setahun yang lalu. Ade memang libur setiap hari sabtu dan pada hari itu ade merayu diriku tuk mengajari dia stir mobil. Sebetulnya aku agak enggan tuk keluar di hari libur seperti itu namun demi melihat ade yang merajuk manja maka hati ini luluh juga. Toh tidak setiap hari dia berlaku seperti itu.

Di perjalanan awal aku curhat abis-abisan sama ade yang menyimak sambil gigitin kuku –“hobi” yang gak pernah bisa hilang bahkan sudah jadi ciri khas ade. Cerita macam-macam mulai dari soal kuliah, kerjaan, orang tua, teman-teman, film, sampe makanan. Pokoknya puas banget deh ceritanya dan ekspresif banget. Kalo pas ceritanya seru dan lucu kita bakal ketawa bareng. Dan kalo giliran cerita bête maka kita juga sewot bareng. Trus pas cerita sedih kita juga nangis bareng, kalo dah gitu aku biasa membelai lembut rambut ade yang hitam dan tebal itu.

Berhubung waktu menunjukkan hampir pukul 12 siang dan perut kita juga mulai keroncongan jadilah ku ajak ade makan di TORRY COFFEE kalimalang. Ternyata ketika kita sampai di sana tempatnya masih tutup dan baru buka pukul 1 siang. Jadilah aku puter balik cari tempat makan yang lain. Berhubung dah laper berat jadilah kita makan di tempat yang paling dekat yaitu CASTLE BURGER. Begitu kita masuk ternyata rata-rata yang sedang makan di sana itu pasangan semuanya jadilah kita iseng belagak sebagai pasangan juga dan gak mau kalah mesra sama pengunjung yang lain hehehehehehehehe…. Mulai dari posisi duduk yang deketan menjurus mepet, maen potong-potongan burger n hot dog serasa setia sampe geli sendiri. Konyol banget deh pokoknya :P tapi pas giliran bayar tetap aja aku yang buka dompet sementara si ade sibuk cuci mata :D

Selesai makan kita mo lanjut agenda utama hari ini yaitu belajar stir mobil. Waktu ngelewatin jalan Raden Inten ade sempat menunjukkan tempat futsal yang biasa ia kunjungi bersama teman-temannya.

“Nih teh tempat ade biasa maen futsal sama temen-temen ade.” Ujar ade memberitahu.

“Oooo…di sini. Teteh kira yang di gudang futsal dekat ujung kalimalang sana” jawab ku.

“Oh…enggak teh, ade gak biasa maen di situ kejauhan lagian enakan yang di sini lebih luas trus tempatnya lebih enak aja” ade memberi penjelasan ke tetehnya yang manggut-manggut meski agak gak paham juga dengan jawaban ade yang banyak pengulangan katanya.

“Eh de’, kita belum sholat dzuhur. Sholat dulu ya biz itu baru kamu belajar stir. Enaknya dimana ya???” tanyaku kepada ade.

“Masjid Al Azhar aja teh nanti dari situ kita keluar pintu belakang langsung tembus JP” solusi dari ade pun ku terima dengan bulat.

Saat mengerjakan sholat aku berada di tempat khusus wanita di belakang ade. Sebelum sholat aku pandangi ade dari jauh dan ku perhatikan dia hingga selesai sholat. Ade ku sudah besar dan semakin hari dia tumbuh semakin dewasa. Diam-diam rasa bangga menelisik hatiku dan ku simpan rapat hingga tak ada seorang pun tahu. Aku ingin mendidik dia menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab serta tangguh, itulah mengapa aku bersikap tegas padanya. Aku sering berucap padanya bahwa aku percaya dia sudah cukup besar untuk membuat keputusan sendiri mengenai dirinya. Dia sudah cukup bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Itulah mengapa ketika daddy bersikeras agar ade mengambil jurusan IPA maka aku justru bersikap sebaliknya. Aku serahkan sepenuhnya keputusan kepada ade. Ketika dia datang mengadu kepadaku maka aku beri dia penjelasan tentang perbedaan IPA dan IPS juga sedikit penjelasan tentang mengapa daddy bersikap seperti itu kepadanya. Setelah itu aku biarkan dia menumpahkan segala yang ada di pikirannya saat itu. Aku dengarkan tumpahan perasaannya dan momen itu sungguh terasa indah bahkan hingga saat ini .

Kembali ke sesi belajar stir mobil! Awalnya ade sempat grogi dan hanya berani mentok pada kecepatan 40 km/jam. Kita berputar-putar di JP selama hampir 1 jam lamanya. Ade menunjukkan tempat dia biasa nongkrong sama teman-temannya, rumah beberapa temannya yang di JP, juga jalanan di sekitar JP yang belum aku ketahui. Setelah merasa cukup ade memutuskan tuk pulang dan menyerahkan kembali kendali stir padaku. Dasar ade, mungkin karena kelelahan maka sepanjang perjalanan pulang dia pun tidur lelap tanpa mempedulikan aku yang jadi “garing” karena gak ada teman ngobrol.

Meskipun begitu aku tetap merasa senang dan bahagia karena bisa menghabiskan waktu bersama ade di hari itu . Bertambah senang lagi ketika ade meminta agar di hari libur berikutnya aku juga meluangkan waktu untuk kembali mengajarkan dia stir mobil. Dan begitulah jadwal belajar mobil ade bersama ku. Terakhir kali kita pergi bersama pada hari Sabtu tanggal 24 Januari 2009 sarapan bubur di Kemang. Ade sudah lancar nyetirnya dan kita janjian bulan Juni bakal ngurus SIM A bareng .

Hhhhhhhh……….manusia hanya bisa berencana maka Allah juga yang menentukan. Tidak akan ada lagi sesi belajar stir mobil bersama ade tuk selamanya karena pada Sabtu tanggal 31 Januari 2009 tepat pukul 04:15 wib ade menghembuskan nafas terakhirnya. De’, setiap detik yang pernah kita jalani bersama adalah anugerah terindah yang pernah Allah berikan bagi kita. Semoga Allah swt mengampuni segala dosa dan khilaf yang pernah kau buat, dan semoga Allah tempatkan dirimu di tempat yang mulia…aamiin…



11 March 2009
Luv
-rf-

3 komentar:

Rijal mengatakan...

Tadi pagi saya membaca sebuah novel yang bagus dan baik, The Kite Runner judulnya. Kisahnya panjang serta menarik untuk terus dibaca tanpa lelah, dan saya hanya ingin membicarakan satu kalimat yang kini menjadi renungan saya sepanjang hari. Kalimat itu adalah, "Saya teramat sedih, bukan karena ketakutan melainkan karena kebahagiaan yang begitu besar."

Kalimat ini terucap dari seorang ibu yang akan melahirkan seorang anak buah pernikahannya. Ibu itu memiliki segala hal yang diinginkan oleh para wanita. Cantik, pintar, baik dalam berbicara dan bertingkah laku, terhormat, kaya dan bersuami ideal. Dalam jarak waktu tertentu ia akan melahirkan, sampai temannya mendapatinya sedang menangis di sebuah tempat. Tangisnya sangat mengiba sehingga temannya itu menegurnya atas derasan airmata tersebut. Bukankah seharusnya ia tersenyum, bukankah semestinya tawa yang mengiringi harinya.

Kerisauan temannya pun ia jawab dengan sepenggal kata diatas. Dan benar saja, sesaat setelah melahirkan ia pun meninggal dan tak sempat mengecup anaknya. Dalam sebuah memori temannya itu hanya mengingat satu pesan akhir, takutlah atas segala kebahagiaan yang teramat karena bisa jadi itulah kebahagiaan terakhir kita.

Saya tidak ingin mencemaskan atau mendiskusikan bagaimana sikap terbaik saat berbahagia, sebab kita pun tak pernah tahu kapan waktunya bersikap terbaik saat bahagia itu muncul. Semuanya serba cepat dan mengalir begitu saja. Tapi satu hal yang saya begitu diingatkan dari kisah ini, bahwa kebahagiaan sejatinya adalah bekal akan datangnya kemeranaan, dan kemeranaan itu adalah bekal bagi kehadiran kebahagiaan.

Mbak, tetap tabahkan hati ya...

fitri mengatakan...

Saya sudah baca The Kite Runner...kisahnya menyentuh...dan berbagai macam perasaan bergolak ketika saya membacanya..

Saya juga sempat bercerita ke ade tentang novel ini namun hingga akhir hayatnya ade belum sempat membaca novel ini...

Setelah kesedihan maka akan datang kebahagiaan...laa tahzan innallaha ma'ana...(",)
Kalimat itu yang senantiasa saya camkan di hati :-)

Terima kasih banyak atas perhatian dan dukungan yang selama ini senantiasa rijal berikan semoga Allah catat sebagai amal ibadah...aamiin...

none mengatakan...

iya sama2 ya kak hehe
aduh sebenernya aku itu cuma orang yang lewat,yang kebetulan peruli sm mereka,maaf ya kak,kalo aku sok tau,atau apapun,aku ga maksut apa2 kok kak :( maaf ya
aduh aku itu sebener nya gatau apa2,aku cuma temen nya arga di msn aja kok kak
aduh aku jadi gak enak sm kakak ,maaf ya kak,kalo tulisan2 ku ada yang ga ngenakin :(