Kamis, 09 Oktober 2008
BELAJAR DARI MBA MEL
Sosoknya semampai dengan kulit putih halus serta wajah teduh yang senantiasa menebarkan senyum membuat siapapun yang bertemu dengannya merasa bahagia. Pakaian yang sederhana dan sikap yang bersahaja akan membuat kita segan sekaligus senang berinteraksi dengannya. Dialah mba mel, salah satu pendiri Yayasan Martabat yang bermarkas di Tambora –salah satu wilayah kumuh di Jakarta.
Perjuangannya yang tak kenal lelah dalam mempertahankan keberlangsungan pendidikan anak-anak asuhnya sungguh membuat hatiku gerimis. Kepedulian yang tak hanya tertuang lewat untaian kata namun terurai jelas dalam aksi yang nyata. Kegigihan mencari dana, mengayomi anak-anak di setiap waktu luang yang ia punya, hingga ketulusan itu seolah terpatri dalam sanubari.
Pertama kali mengenalnya aku langsung merasa nyaman dengannya. Seolah hati kita sudah tersambung sebelumnya. Ada rasa kagum melihat ketulusannya kala bersama dengan adik-adik Martabat. Kasih sayang itu begitu indah terbingkai dalam wujud nyata seorang mba mel.
Di antara begitu banyak tanggung jawab yang harus dipikulnya, namun ia tak pernah melupakan wajah-wajah mungil penuh harap di Tambora sana. Mba mel begitu sabar merenda hari merawat ayah yang sedang menjalani terapi akibat terserang stroke yang ke-3 kalinya. Bersama ibu yang begitu setia mendampingi keluarga….. Subhanallah….potret keluarga yang mengagumkan .
Dari mba mel aku belajar tentang makna ketulusan lewat kasih sayang yang dia berikan kepada adik-adik Martabat. Semangat tuk menuntut ilmu pun ku dapati dalam diri mba mel. Ya! Aku belajar dari mba mel dan aku bersyukur kepada Sang Khaliq atas takdirNya sehingga mempertemukan ku dengan mba mel dan segenap Martabaters…. May I learn more about the meaning of life from them .
In my bedroom (8:58 pm)
27th of Ramadhan 1429 H
September 27, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar