Sabtu, 15 Agustus 2009
PERSAHABATAN INI BEGITU INDAH
Langit masih gelap ketika aku melangkahkan kaki menuju stasiun pagi itu. Lambaian tangan mama melepas kepergianku membuat hati ini sempat 'gerimis' karena tak tega juga meninggalkan mama seorang diri di rumah. But the show must go on so I left her alone and asked God to look after her while I'm gone. Thank you Allah!
Abang ojeg baik hati dengan sigap mengantarkan aku pagi itu. Waktu baru naik aku baru menyadari kalo si abang sepertinya baru bangun tidur langsung 'narik' hehehehe aduuuuuuh,..si abang bukannya mandi dulu kan kasian penumpang keren macam aku ini :p sorry ya bang!
Tepat pukul 5 lewat 15 menit aku tiba di stasiun. Mataku mulai menelusuri loket karcis mencari-cari sosok Pucis yang sedianya akan berangkat bersama denganku ke Bandung. Hmmmmm....karena dia tidak ada jadilah aku kirimkan sms menanyakan keberadaanya. Mulai dari sms yang bernada bertanya hingga marah lalu mulai mengancam namun semua sia-sia belaka. Pucis tidak membalas satu pun sms dariku. Oh my Gosh,..not today...duuh Pucis, jangan hari ini donk telatnya,..nanti kita ketinggalan kereta :-( Karena panik aku pun menghubungi Dian yang sudah berada di Bandung sejak Sabtu. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 lebih 30 menit dan masih belum ada kabar dari Pucis. Di saat aku nyaris murka tiba-tiba ada suara yang sangat ku kenal menyapaku dari arah belakang: "Sendirian aja mba?!" lalu si empunya suara ketawa-ketiwi serasa gak punya dosa langsung ribet beli tiket di loket. Ckckckckckckckckckck....kelakuan 'ajaib' Pucis buat aku jadi gak berkutik. Pas ku tegur juga dia ketawa dan bilang kalo sebetulnya dah sampe dari pagi tapi cari ATM dulu makanya telat deh. Huuuuuw...dodol!!!
Aku dan Pucis dapat duduk di gerbong tiga no 13 A dan 13 B. Ongkos yang kita bayar untuk perjalanan awal ini adalah Rp 25.000,- saja. Kita memang sudah mencanangkan program backpacking untuk perjalanan kali ini. Saat kereta mulai berjalan sinar mentari pagi terasa hangat menyinari kami yang asyik berfoto ria mengabadikan setiap momen yang terjadi di kala itu. Di saat para penumpang lain menghabiskan waktu dengan tidur, kita berdua malah asyik menikmati pemandangan di luar sembari melahap sarapan pagi nasi uduk yang kita beli sebelum kereta datang. Agak mules setelah selesai sarapan tapi itu tidak menghalangi kita berdua tuk kembali beraksi dalam ajang foto ria ^^v. Sementara nun jauh di stasiun Bandung sana Dian sudah menanti dengan harap-harap cemas *LEBAY mode ON*.
Tepat pukul 8: 37 wib kereta kami tiba di stasiun Bandung. Hup!!! Aku pun melompat keluar dari kereta dengan penuh semangat menuju toilet :D. Ternyata Pucis juga gak mau ketinggalan mengikuti di belakangku. Baru juga sampai di stasiun hp Pucis sudah berdering beberapa kali. Namanya juga orang ‘sibuk’ jadi pada saat cuti pun masih saja ada orang kantor yang mencarinya. Ckckckckckckckckcckck…jadilah selama perjalanan 2 hari kemarin kalimat yang paling sering Pucis ucapkan kala menjawab telfon adalah: “…maaf saya lagi cuti…”. Kalau Pucis dah sibuk jawab telfon jadilah aku dan Dian cekikikan memperhatikan gaya Pucis yang atraktif menerima telfon sambil memegang sapu tangan –ciri khas yang gak pernah berubah dari awal kenal dia 10 tahun yang lalu sampai sekarang-.
Sebetulnya perjalanan ini terjadi di luar perencanaan. Berawal dari perbincangan singkat di antara kita sampai akhirnya ternyata kita memang memiliki kepentingan masing-masing untuk pergi ke Bandung. Jadilah akhirnya kita bareng-bareng selama di sana. Dan ternyata setelah kita ngobrol lebih jauh maka bulan ini adalah bulan di mana dulu kita pertama kali bertemu dan berkenalan. Hitung punya hitung ternyata persahabatan di antara kita sudah terjalin selama 10 tahun atau satu dekade. Wow!!! It’s so amazing!!!
Aku dan Pucis hanya membawa sebuah tas ransel sedangkan Dian membawa sebuah tas besar yang dijinjing sehingga aku dan Pucis sepakat menobatkan Dian sebagai PRT yang terusir dari rumah majikan :D –kidding dear!- Sementara aku dan Pucis lebih mirip seperti anak TK kegirangan yang lagi pergi jalan-jalan tanpa didampingi orang tua :P. Terkadang aku dan Pucis dicap sebagai anak autis sama Dian karena kita sibuk update status di facebook selama perjalanan. Hehehehehehehehehe….punten atuh nenk Dian, ngarana ge turis domestik nu rada kampungan jadina naon wae diupdate ka fesbuk :P
Acara dilanjutkan dengan naik angkot ke Ledeng guna melanjutkan ke tangkuban perahu. Sebelumnya kita berhenti dulu di depan enhai guna mengisi perut kita yang mulai keroncongan. Kita makan bubur ayam enak yang murah meriah sesuai dengan kondisi kantong kita yang seadanya hehehehehehehehe. Sambil makan kita mendiskusikan rute menuju lokasi yang kita tuju. Tak satupun dari kita tahu dengan pasti rute angkot menuju ke sana ^^v. pokoknya nekat ajalah namanya juga backpackers :D.
Selama di angkot menuju Lembang Pucis sibuk online dan chatting sama Dona. Dona protes karena kita pergi gak ngajak dia hehehehehehe maaf Na, bukannya gak kasih tahu tapi bingung karena dirimyu dihubungi tak jua menjawab. Tenang aja Na, kita dah ada rencana mo menyatroni dirimyu di Garut sana :D. Tunggu kami ya…..*_* winkwink
Di angkot Lembang kita nyaris dibo’ongin si abang yang bilang kalo mo ke Tangkuban Perahu dia juga bisa nganter tapi per orang kenanya 35 ribu. Weeks….kita Cuma liat-liatan maen mata intinya kita tau si abang bo’onk banget!!! Ongkos ke sana gak semahal itu kaleeeee…… akhirnya sambil senyum manis kita bilang terima kasih trus turun deh di pasar Lembang ganti angkot kuning menuju ke lokasi.
Di angkot kita cuma bertiga, Pucis dan aku di belakang sedangkan Dian duduk manis di samping pak supir yang sedang bekerja :D. Sementara aku dan Pucis asyik update status di FB sambil foto-foto juga, Dian sibuk melobi pak supir agar ongkos kita tidak mahal dan diantarkan hingga ke tempat tujuan. Tengkyu dear…. Walhasil sampailah kita di tempat tujuan tanpa kurang suatu apapun :D
Selama berada di Tangkuban Perahu berfoto ria serta bercanda tawa mengenang persahabatan di antara kita. Dimulai sejak 10 tahun yang lalu ketika kita baru pertama kali datang ke sekolah. Masa orientasi siswa baru yang membuat kita sama-sama merasa tertekan dan saling berbagi cerita seputar warna pita seragam kelas kami 1.8 :D. gak nyangka banget 1 dekade berhasil kita lalui dengan segala naik-turun di antara kami.
Mempertahankan suatu hubungan persahabatan memang tidaklah mudah. Selepas SMA kita berpisah dan menuntut ilmu di kota yang berbeda. Aku dan Dona sama-sama melanjutkan kuliah di Jakarta namun berbeda kampus, Dian kuliah di Bandung, Pucis di Depok, sedangkan Sandra tetap di Bekasi. Sesekali kita masih sering berhubungan via telfon, namun seiring dengan berjalannya waktu komunikasi pun mulai terputus di antara kita. Semua sibuk dengan urusan masing-masing dan mulai kesulitan membagi waktu bahkan untuk sekedar bertegur sapa sekalipun –setidaknya ini yang aku alami-.
Dan di hari itu, bertiga kita mengagumi ikatan persahabatan yang telah terjalin selama satu dekade. Seolah tak percaya bahwa kita mampu hadapi semua dan bertekad untuk terus menjaga ikatan ini hingga batas akhir masa kita di dunia ini. Terima kasih banyak ya atas indahnya persahabatan kita kemarin, hari ini, dan di masa yang akan datang….
Bekasi, 11 Juni 2009
-Rika Fitriyana-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar