Total sudah 2,5 bulan aku menjalani rutinitas kerja full time di sebuah klinik anak berkebutuhan khusus di Bekasi. Dulu sekali, aku paling ANTI sama yang namanya kerja full time. Masih bersikukuh dengan "idealisme full time mom" dan gak ingin menitipkan anakku ke orang lain. Tapi perlahan "idealisme" itu mulai luntur diterjang "badai". Karena satu dan lain akhirnya aku pun memutuskan untuk menerima tawaran ini dari seorang teman kuliah. Aku menerima dengan pertimbangan lokasi yang dekat dengan rumah dan jam kerja yang fleksibel. Sepekan pertama semua berjalan dengan lancar. Aku datang jam 9 pagi dan pulang jam 4 sore, paling pool jam 5 laaaah. Tapi kemudian atasanku meminta aku menjadi asisten peneliti untuk dirinya yang tengah menjalani program S3 psikiatri anak sehingga jadwal kerja ku pun molor sampe jam 9 malam. Sungguh melaksanakan suatu penelitian adalah bidang yang ku sukai dan aku menikmati berkutat dengan literatur dan bergerilya memburu data. Begitu banyak pelajaran yang ku dapat dari pekerjaan ini.
Beberapa teman mengingatkan agar aku tidak terlalu memforsir tenaga dan membagi waktu untuk keluarga. Ya, mereka memang benar. Waktu ku semakin sedikit untuk keluarga. Tapi waktu yang sedikit itu senantiasa ku usahakan untuk membuatnya menjadi lebih berkualitas. Memang terkadang aku lalai jika tubuh ini terlalu lelah hingga aku menyerah pada rasa kantuk. Tapi jika itu terjadi maka aku akan berusaha sebaik mungkin "mengganti waktu yang hilang" dengan hal positif seperti berdiskusi dengan suami dan memeluk pangeran kecilku lebih lama dari biasa. Entah ini merupakan suatu strategi yang baik atau hanya aku yang berapologi demi membenarkan semua tindakanku. Yang pasti aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk kehidupan.
Seringkali rasa bersalah menderaku. Terutama jika aku selalu pulang larut malam dan mendapati pangeran kecilku telah terlelap dalam buaian peraduan. Belum lagi jika suamiku sudah tiba terlebih dulu di rumah sedangkan aku masih berkutat dengan berbagai berkas penelitian di kantor. Huff....memang tidak mudah dan semua itu rentan dengan konflik tapi aku mencoba "berdamai" dengan situasi. Someone once told me that i made a choice so i must be strong about it. I must go easy and make peace with my self. Hmmmm....i should keep on counting the blessing so it'll stop me from complaining.
Alhamdulillah aku punya orang-orang yang senantiasa memberikan dukungan tiada henti dan menerima diriku apa adanya. Mendengarkan dengan penuh kasih sayang dan tidak menghakimi namun tidak segan memberi feedback yang keras kepadaku. Hehehe...sometimes i do need to learn the hard way :D
Di kala hati ini sedang suntuk dan buntu maka aku akan mengingat segala hal yang patut ku syukuri. Aku masih bernafas hingga saat ini. Aku memiliki orang tua yang lengkap. Aku memiliki suami yang sangat pengertian. Aku memiliki anak lelaki yang senantiasa menghiburku dengan senyum dan tawa serta tangisannya. Aku dikelilingi oleh orang-orang yang tulus mendukung dan menerimaku apa adanya. Aku memiliki pekerjaan yang memang sesuai dengan minat dan bakatku. Subhanallah....malu diri ini untuk terus berkeluh kesah....
Aku bukanlah manusia yang sempurna tetapi aku akan selalu berusaha memperbaiki diri agar dapat terus tumbuh menjadi manusia yang lebih baik. Bismillah....may Allah lead me through the way....
Bekasi, 9-Feb-2011
-rf-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar