Kamis, 23 Mei 2013

JELANG PENSIUN

Subjek di atas bukan ditujukan kepada diri saya karena saya masih berada dalam usia produktif. Hal itu ditujukan untuk daddy yang 3 tahun lagi akan memasuki masa pensiun. Berbagai hal kerap mengganggu pikiran saya, terutama terkait masalah finansial. Saya belum siap untuk menanggungnya. Jika hanya seputar hal dasar seperti makan dan bayar listrik serta telepon masih bisa saya penuhi. Tapi jika terkait dengan gaya hidup yang seperti saat ini terang saja saya tidak sanggup.

Memang setiap orang itu sudah ditentukan kadar rizkinya dan Allah bisa saja memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka sebelumnya, itulah namanya iman -percaya. Tetapi ketika berhadapan dengan realita, keimanan itu diuji. Ya seperti yang sekarang ini sedang saya alami. Merasa galau akan kepastian di masa depan. Padahal masa depan sendiri belum tentu saya jalani hehehehe....

Sebagai seorang ibu, saya ingin bisa memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra saya. Selain itu saya juga ingin memiliki seorang putra/putri lagi untuk melengkapi keluarga kecil di rumah. Semua itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan perencanaan yang matang. Suami saya sendiri termasuk tipe yang tenang dan cenderung go with the flow. Prinsip dia adalah "tetap bekerja" dan bukan "bekerja tetap". Tapi ya sekali lagi, inilah saya dengan kecemasan yang dominan, mirip seperti ibu saya.

Saya berdoa saja jika dalam 3 tahun ke depan saya bisa mempersiapkan diri baik mental maupun finansial. Semoga di saat itu saya sudah memiliki karir dan penghasilan yang lebih dari sekarang dan mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

MasyAllah....berilah kemudahan pada hambaMu ini...laa haula wala quwwata illa billah....


Bekasi, 24 Mei 2013

-rf-

Jumat, 10 Mei 2013

LEGAAAAAAAAAAAAA RASANYA \(^__^)/

Alhamdulillah wa syukurillah tunai sudah studi S2 ku dan aku berhasil mempersembahkan nilai yang baik kepada kedua orangtua serta suami tercinta. Ketika membaca nilai yang tertera rasanya ingin berteriak dan joget kalo perlu ya :p Tapi beruntung kognitif masih jalan jadi gak sampe melakukan hal-hal yang menggelikan dan akan aku sesali kelak hehehe.....

Kalau kilas balik ke belakang 5 tahun yang lalu....hmmmm.....aku daftar S2 itu tepat sehari setelah wisuda S1 dilaksanakan. Sempat ragu awalnya antara pengen kerja, studi di luar negeri atau nikah. Akhirnya aku memilih untuk daftar S2 di kampus lama dengan jurusan Psikologi Pendidikan. Gak ada teman dekat yang lanjut kuliah jadi rasanya pas ujian masuk itu kayak alien di kelas. Udah gitu gak bawa pensil 2B akhirnya tebelin muka minjem sama ade kelas yang duduk di belakang. Keliatan sih dia agak enggan minjemin tapi aku cuek aja yang penting bisa ikutan tes sampe selesai :D Setelah kuliah berjalan barulah kita kenalan dan lumayan dekat sampe bisa ketawa-ketiwi kalo inget moment ujian masuk. Thanks ya Ani and Aya meski jutek tapi tetap minjemin pensil hehehehe Sekarang Ani kerja di Badan POM dan gak nyelesain S2, sementara Aya jadi associate sambil ngasuh putri lucunya Rachel.

Saat kuliah matrikulasi, aku masuk di kelas A dan aku sangat bersyukur masuk di kelas ini karena aku bisa ketemu orang-orang yang cukup berperan dalam perjalanan karir dan studiku. Awalnya aku biasa duduk di kursi pojok depan dekat pintu, atau pojok belakang dekat jendela. Teman-teman di kelas A memandang aku sebagai orang yang serius dan tekun saat kuliah. Mereka gak tau aja tiap kuliah earplug nempel di telinga jadi sebetulnya aku lebih fokus dengerin lagu daripada dengerin kuliah :p. Lama kelamaan teman-teman tau kelakuan asliku dan akhirnya ada yang manggil aku "Jidan" alias jilbab edan :p. Aku gak bangga dengan sebutan itu tapi aku juga gak ambil pusing soal itu. Biarin aja toh itu cuma bercanda aja saking dekatnya kita hehehehe

Saat penjurusan tiba, aku tiba-tiba banting stir ke jurusan klinis. Simply because I thought it was cooler than others. Jadi jurusan mayor adalah klinis dan minor pendidikan. Saat kuliah ataupun praktek lapangan, aku gak tergantung sama orang lain. Ketika orang-orang sibuk mengurus izin praktek lapangan di RSJ Marzuki Mahdi Bogor, aku gerilya sendiri dan praktek di RS Duren Sawit. Saat itulah aku mulai dekat dengan Dieni dan Bu Nelly. Kelak merekalah yang kerap memberi support bagiku untuk menyelesaikan studi di saat aku hampir terpuruk dalam kesedihan akibat kepergian adikku dalam kecelakaan tragis. Thank you for both of you :) Sekarang Bu Nelly jadi psikolog di RS Dharmais sedangkan Dieni jadi HRD di perusahaan IT yang terkenal.

Berkat mata kuliah pelatihan, aku dipertemukan dengan MamiBet yang kelak jadi mentor dan mengenalkanku pada support group. Tempat dimana aku belajar banyak mengenai olah pikir, olah rasa dan pelajaran hidup lainnya. Berkat group ini pula aku berkenalan dengan banyak orang hebat seperti teh Eka, mba Rini, mba Dian, Hanny, mba Evi. Aku belajar meningkatkan toleransi karena berada satu group dengan Lusi dengan pola pikirnya yang unik. It's amazing!!! Aku juga menjadi dekat dengan Nana. Meski berbeda jurusan (dia PIO, aku klinis) tapi kita bisa jalan bareng dan nyambung aja.

Sempat stuck 2 tahun pasca meninggalnya adikku tercinta karena kecelakaan tragis. Aku benar-benar terpuruk dan seolah kehilangan arah. Aku merasa tidak ada gunanya lagi aku melanjutkan kuliah. Perhatianku terbagi dengan pernikahan yang disusul dengan kehamilan. Hubunganku dengan mama sempat mengalami masa "kritis" karena kita berdua saling bersikeras dengan keinginan masing-masing. Aku sempat merasa dunia runtuh dan diliputi dengan kemarahan. Aku terus berapologi dalam hati bahwa tidak mengapa menunda menyelesaikan tesis demi "berdamai" dengan diri sendiri. Sekarang aku baru menyadari bahwa itu hanya pembelaan semata karena kau tidak siap menghadapi tekanan dalam proses penyusunan tesis. Alhamdulillah berkat dukungan teh Eka dan mamiBet serta  pembelajaran yang aku dapatkan di tempat kerja sangat membantu dalam proses penyusunan tesis. Allah memang selalu memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang ku hadapi.

Sekarang aku sudah tinggal menanti waktu wisuda yang akan berlangsung tanggal 20 Agustus nanti. Udah kebayang serunya karena sekarang aku sudah punya suami dan anak jadi foto wisudaku akan semakin kaya. Foto wisuda S1 masih ada Acep. Foto wisuda S2 giliran Ekal yang akan menjadi pendampingku. Subhanallah....

I guess I've learned through the hard way....that's oke coz it makes me stronger everyday :)


Bekasi, 10 Mei 2013


Rika Fitriyana, S.Psi, M.Psi