Kamis, 29 Januari 2009

COUPLE’S SKILLS

Menjalin hubungan dengan pasangan diibaratkan seperti menaiki rollercoaster. Ada kalanya naik dan ada kalanya turun serta terkadang berputar menimbulkan sensasi tersendiri dan seakan memompa adrenalin. Dan itu seperti siklus yang selalu berulang selama hubungan itu masih berlangsung. Banyak yang belum mengetahui bahwa perlu keterampilan khusus untuk dapat mempertahankan hubungan dengan pasangan.
Ada tiga keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang yang memiliki pasangan dalam hidupnya. Tiga keterampilan dasar ini berperan besar dalam menciptakan hubungan yang harmonis dan sehat dengan pasangan. Tiga keterampilan dasar itu adalah:
1. Keterampilan mendengarkan (listening skill)
Pasangan adalah tempat berbagi segala suka dan duka. Pasangan adalah tempat kita mengeluarkan segala gundah gulana di hati. Di saat pasangan sedang menumpahkan segala cerita yang telah dialami tentu yang diharapkan oleh pasangan adalah seseorang yang mau mendengarkan dengan sepenuh hati dan memberi perhatian serta minat pada apa yang tengah disampaikan. Dengan mendengarkan dengan seksama tanpa mengintervensi akan memberikan perasaan nyaman dan kepercayaan pun akan tumbuh di antara pasangan.
2. Keterampilan memberikan apresiasi
Apresiasi atau penghargaan bukanlah suatu hal yang sulit untuk dilakukan namun terkadang hal ini sering terlupakan. Memberi penghargaan tidak selalu harus berupa materi, ucapan selamat atau jabat tangan sederhana merupakan salah satu bentuk apresiasi yang sederhana namun mengena dan memberi dampak yang besar pada kualitas hubungan. Dengan terbiasa memberi apresiasi satu sama lain maka fungsi pasangan sebagai salah satu sumber dukungan dalam hidup akan bekerja dengan sendirinya.
3. Keterampilan memberi dan menerima umpan balik
Umpan balik merupakan salah satu hal penting yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Umpan balik dapat menjadi alat bantu kita untuk mengevaluasi kualitas hubungan yang selama ini kita jalani. Dalam memberi umpan balik yang sehat adalah umpan balik yang bersifat jujur, obyektif dan apa adanya. Hal ini mungkin akan terasa tidak nyaman ketika kita harus mengemukakan hal yang negatif tentang pasangan namun perasaan semacam ini hanya akan berlangsung sementara. Jika kita sudah mampu memberi umpan balik tidak hanya yang positif namun juga yang negatif mengindikasikan bahwa hubungan kita sudah menjadi lebih dekat dan lebih berkualitas.
Setelah mengetahui tiga keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh pasangan ada baiknya kita melihat kembali apakah hal tersebut sudah ada pada diri kita atau pasangan kita. Jika sudah ada maka beruntunglah kita, yang perlu kita lakukan adalah mempertahankan dan mempraktekkan keterampilan-keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga keharmonisan hubungan dengan pasangan. Dan jika ternyata tiga keterampilan ini belum ada pada diri kita atau pasangan maka inilah saatnya untuk menumbuhkembangkan tiga keterampilan dasar ini bersama dengan pasangan .

29 January 2009
2:18 pm
-rf-

Rabu, 28 Januari 2009

MENGUKUR TEMPERATUR HUBUNGAN

Menjalin hubungan istimewa dengan seseorang menimbulkan sensasi rasa yang sulit tuk dilukiskan dengan kata-kata. Ada yang bilang bahwa hal semacam ini menimbulkan reaksi kimia (chemistry) di antara dua orang. Ada juga yang mengatakan bahwa jantung berdetak lebih cepat kala menatap atau bahkan sekedar memikirkan tentang dirinya. Apapun itu, setiap orang memiliki definisinya masing-masing.
Seperti halnya suhu tubuh, kita perlu sesekali untuk mengetahui temparatur hubungan yang sedang kita jalani saat ini dengan si dia. Mengukur temperatur hubungan? Bagaimana caranya??? Memang terdengar aneh, tetapi seseorang yang ku hormati dan ku kagumi pernah memberitahuku tentang hal ini.
Ada lima hal yang bisa menjadi alat bagi kita untuk mengukur temperatur hubungan kita, yaitu:
1. Berbagi
Sejauh mana kita dengan pasangan dapat berbagi hal-hal yang kita miliki. Baik itu bentuknya materi atau cerita pengalaman hidup sehari-hari. Berbagi suka dan duka. Semakin kita bisa berbagi dengan pasangan dan sebaliknya maka semakin hangat temperatur hubungan kita.
2. Umpan balik (feedback)
Pasangan yang baik adalah pasangan yang dapat memberi umpan balik secara obyektif dan apa adanya. Menerima dan memberi umpan balik baik positif maupun negatif menjadi indikator sehat atau tidaknya suatu hubungan.
3. Apresiasi
Memberikan penghargaan bagi pasangan juga merupakan salah satu hal yang memperkuat hubungan. Baik itu berupa pujian sederhana atau pemberian barang tertentu yang bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada pasangan atas prestasi yang berhasil diraihnya.
4. Melakukan hal yang disukai bersama
Setiap pasangan pastilah memiliki rutinitas sehari-hari yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ketika kita bisa meluangkan waktu sejenak dan melakukan hal yang disukai bersama dengan pasangan maka ikatan yang kuat akan tercipta dengan sendirinya
5. Mimpi dan cita-cita
Seberapa jauh kita bisa membicarakan, merencanakan mimpi serta cita-cita yang kita miliki dengan pasangan menunjukkan seberapa “dalam” kualitas hubungan yang ada.
Kira-kira itulah lima hal yang dapat kita gunakan guna mengukur temperatur hubungan kita. Jika terjadi suatu masalah dengan pasangan, ada baiknya kita melihat kembali mana di antara lima hal tersebut yang mungkin luput dari perhatian kita. Semakin cepat kita menyadarinya maka akan semakin besar peluang bagi kita untuk memperbaiki dan mempertahankan hubungan kita dengan pasangan. Memang tidak mudah tetapi patut untuk dicoba .

Rabu, 28 January 2009
(2:42 pm)
rf

Jumat, 23 Januari 2009

KUMPUL "BOCAH"




Kamis kemarin di tengah kesibukanku -ceileee...sok sibuk neh!- aku menyempatkan diri tuk bertemu dengan teman-teman senasib seperjuangan semasa aku berjibaku di dunia olahraga. Mereka adalah Puput, gadis berusia 21 tahun ini merupakan junior ku baik di perkuliahan, taekwondo, sampai di rumah -rumah kami hanya berjarak 7 rumah saja-. Puput ini pantang menyerah menyatukan jadwalku dengan jadwal teman-teman lainnya agar kita bisa berkumpul seperti dulu kala. Berkat perjuangannya tersebut akhirnya 4 orang dapat dihadirkan dari sekian banyak teman-teman lainnya. Thanks ya Pute!!!
Selain Puput ada juga Stephanus atau yang lebih akrab ku sapa Ntip. Cowo yang satu ini usianya setahun di bawahku tetapi dia jauh lebih "senior" dariku dalam hal prestasi. Dia sudah malang melintang di dunia per-taekwondo-an. Prestasinya banyaaaaaaaaaaak....banget! Terakhir Desember kemarin dia berhasil mendapatkan emas pada Kejurda Taekwondo Se-Jawa Barat di Bogor. Beberapa bulan sebelumnya dia menjadi juara ke-II pada Kejurnas Mahasiswa di Cibubur. Pada PON Kaltim kemarin dia berhasil merebut perunggu pada cabang olahraga yang sangat dicintainya, taekwondo. Sejak dulu hingga sekarang, Ntip sangat hobi menghabiskan energi buat olahraga. Mulai dari taekwondo, bulutangkis, sepak bola, fitness, sampe main karet juga dia oke ajah :D Gak heran kalo dia jarang sakit :-) tapi sekalinya sakit...obatnya itu agak susah dicari karena dia cuma bisa minum INZANA wakakakakakakak....badan boleh gede tapi obat tetap aja balita hihihihihihihihi -sorry ya ntip!-
Kemarin juga turut bergabung ibu satu anak yang notabene adik kelas ku di SMA juga turut meramaikan suasana. Saking ramainya sampe kadang bikin malu! Meski dah punya anak, tetap aja kelakuan gak banyak berubah. Masih suka loncat-loncat di eskalator, ketawa ngikik sampe bikin orang takut, mata melotot kalo liat cowo ganteng huwahahahahahahaha...mentang-mentang lagi gak jalan sama suaminya :P Ini orang suka ngeselin dan loadingnya lamaaaaaaaaaaaaaaaa...........banget!!! kayak sekarang dia lagi ol dah dibilang jangan ganggu dulu coz aku masih ngetik eh teteup aja dia kekeuh nanya cara upload foto di FB :-(
Acara dimulai sekitar pukul 4, diawali dengan sapaan Ntip ke aku yang lagi duduk sambil ngerancang jadwal ngajar YM di lobi MM 2 Bekasi. Sapaannya agak ngeselin: "Halo nenek!!!" sambil cengar-cengir dia berdiri di depanku. Ugh...aku manyun aja tanda protes! Tapi ternyata gak guna juga tuh karena yang diprotes gak paham malah ketawa-ketiwi dan tidak lama kemudian 2 makhluk lain pun tiba. Pute n Lonce yang baru aja datang dah pecicilan kesana-kesini sambil ketawa-ketiwi (^.^). KUMPUL "BOCAH" pun dimulai.
Acara pertama adalah NOBAR alias NOnton BAReng (n_n). Berhubung di MM filmnya gak ada yang oke, jadilah kita berpindah ke XXI yang ada di seberang. Sepanjang jalan kita ngobrol seru sambil sedikit ngebahas hal-hal gak penting gitu deh pokonya yang penting ngomong aja :P begitu masuk lokasi baru kita semua kebingungan karena gak familiar sama lokasi tempat kita berada sekarang. Jadilah kita muter-muter belagak sok tahu gak mo nanya ke informasi dimanakah letak XXI?! Pokonya muter aja dengan keyakinan penuh bahwa XXI ada di lantai paling atas :P
Sampai di tujuan ternyata kita kebingungan lagi tuk memutuskan film apa yang mo kita tonton. Setelah berembuk akhirnya kita memberikan kesempatan bagi pria terganteng -karena cuma dia satu-satunya pria yang ada dalam kelompok kita sore itu- yaitu Ntip dalam kelompok untuk menentukan pilihan. Alhamdulillah pilihan dia sejalan dengan aspirasi kita yaitu film RED CLIFF.
Berhubung film baru akan dimulai 6:30 malam jadilah kita makan dulu di Bakso Lapangan Tembak Senayan. Saat itu Ntip ngajak gebetannya yang notabene adalah muridnya juga. Ckckckckckckck...dasar anak muda jaman sekarang :P Selama makan kita ngobrol ngalor-ngidul. Di sela-sela obrolan, ibu satu anak mendadak pengen konsul sama diriku. Ya jelas saja aku meNOLAK dengan GEGAP GEMPITA hehehehehehe secara kita kan lagi pengen santai masa mo diubah jadi serius sih! Sorry ya Na, next time kita buat sesi khusus aja kalo mo konsul. PISS...ang goreng!!! :P Dah gitu si Ntip ikutan request aneh lagi. Masa dia mupeng ngeliat makanan pajangan, ya jelas aja dilarang sama pelayannya lha wong yang di dalam toples makanan palsu semua :-))
Selesai makan kita ke lantai paling bawah buat sholat Maghrib. Lagi-lagi untuk menuju ke musholla kita belagak sok tahu lagi. Gak ada yang mo tanya cuma modal feeling doank. Alhamdulillah ketemu juga musholla bagus di dekat parkiran motor. Sementara yang lain sholat, aku meyibukkan diri dengan main tenis pake HPnya Puput :D Waktu aku lagi main HP tiba-tiba aja ada seorang bapak yang ngajak ngobrol, ujung-ujungnya pengen titip tas n sepatu karena dia pengen wudhu. Haiyah...ada-ada aja!!!
Pukul 6:30 kita lari-lari ke atas karena takut filmnya udah mulai. Ternyata eh ternyata...filmnya belum dimulai (^.^) jadi kita gak ketinggalan deh. Senangnya...:-)
RED CLIFF bercerita tentang peperangan yang terjadi di daratan Cina di sekitar karang merah. Ada serunya tapi juga ada sedihnya. Kekerasan yang ditampilkan dapat diimbangi dengan beberapa adegan yang mengundang gelak tawa. Pokonya I raised 2 thumbs 4 it :-) Waktu lagi asyik nonton, orang di sebelahku beberapa kali menerima telfon. Ugh....rasanya aku ingin protes tapi ku urungkan niatku dan ku putuskan agar fokus ke film aja daripada sama annoying man beside me :-(.
10 menit menjelang pukul 9 kita sudah berada di luar studio. Asyik foto-foto di depan poster-poster film yang dipajang di dekat pintu masuk. Hihihihihihihi...muka tembok gitu deh :D Tapi justru itu yang buat semarak suasana. Masih suka senyum-senyum sendiri kalo lagi ingat sama hal itu.
Akhirnya acara pun ditutup dengan cipika-cipiki antara aku-Puput-Lona. Ntip gak ikutan, dia cuma bisa menatap dari tempat dia berdiri yang tidak jauh dari tempat kami berdiri dengan tatapan MUPENG!!! wakakakakakakakak....
What a nite 2 remember (n_n)
I'll c u around next time, ok!

-rf-

Rabu, 21 Januari 2009

AHAD CERIA BERSAMA YM




Pagi itu cuaca agak cerah. Dibilang panas, matahari tidak bersinar terlalu terik bahkan terkesan malu-malu bersembunyi di balik awan. Dibilang hujan, tidak terlalu deras juga, sempat rintik-rintik tetapi lebih cenderung ke mendung. Jalanan tidak terlalu ramai karena ini hari libur. Sebagian besar warga ibukota masih asyik bersantai di rumah masing-masing namun tidak demikian yang terjadi di Mabes YM.
Sejak pagi adik-adik sudah mempersiapkan diri tuk menyambut kehadiran tiga tamu istimewa kawan Mba Mel yang berasal dari Australia. Mereka adalah Rowan, Brynna, dan Marie Lise. Rowan berperawakan tinggi besar, berkulit putih dan berwajah tampan. Melihat dia seolah melihat Leonardo DiCaprio dalam film terbarunya Body Of Lies. Rowan datang bersama istrinya Brynna, wanita cantik bermata abu-abu ini ternyata fasih berbahasa Indonesia karena ternyata ketika SD dia tinggal di Jember bersama ibunya yang seorang dosen sekaligus peneliti di Universitas Jember. Sedangkan Marie Lise adalah sahabat dari Brynna dan Rowan yang bekerja sebagai akuntan di perusahaan pertambangan yang berlokasi di Balikpapan. Mereka bertiga datang karena ingin menengok langsung adik-adik YM yang selama ini sering diceritakan oleh Mba Mel.
Tepat pukul 10 acara pun dimulai dan dibuka terlebih dahulu oleh Kak Rika dengan yel-yel khas YM: MARTABAT! TETAP SEMANGAT YESS!!! Suara adik-adik yang bersemangat menggema di aula yang dipadati oleh sekitar 40 adik-adik serta kakak-kakak pengurus dan pengajar YM termasuk tamu istimewa RBM –Rowan,Brynna,Marie lise-. Wajah-wajah ceria adik-adik menambah hangat suasana pagi itu.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan ice-breaking yang dipimpin oleh Kak Eka –wakil ketua YM-. Kali ini Kak Eka melibatkan seluruh orang yang hadir dalam games yang bertujuan tuk mencairkan suasana di awal acara. Semua membentuk sebuah lingkaran besar dan menirukan gerakan sesuai dengan instruksi Kak Eka. Wah…wah…wah…ternyata tidak cuma adik-adik saja yang bersemangat, kakak-kakak serta trio RBM juga tidak kalah semangatnya mengikuti instruksi Kak Eka mulai dari memegang kepala, pundak lalu bertepuk tangan dengan orang yang ada di sebelahnya hingga melompat ke depan – ke belakang serta ke samping mereka lakukan dengan penuh semangat dan keceriaan di sana-sini . Meuni heboh pisan!!!
Masih dipandu oleh Kak Eka, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Adik-adik dibagi menjadi tiga kelompok dan diberi tugas tuk berperan sebagai jurnalis yang hendak mewawancarai tamu istimewa trio RBM. Tiga kelompok itu adalah TV, Dangdut Asoy Geboy Radio, dan Bojes Magazine. Setiap kali hendak mengajukan pertanyaan mereka harus membunyikan bel yang unik hasil kreasi mereka sendiri. Benar-benar unik dan mengundang senyum hampir semua yang hadir saat itu. Ckckckckckckck….ternyata adik-adik YM kreatif juga ya!
Di sesi ini, trio RBM di”bombardir” dengan berbagai pertanyaan oleh adik-adik YM. Yang mengagumkan adalah kualitas pertanyaan yang diajukan. Tidak hanya bertanya seputar biodata saja tetapi juga tentang pengalaman hidup yang dapat dijadikan contoh positif dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pertanyaan Chika (2 SMP) tentang bagaimana cara trio RBM menyikapi kegagalan dalam hidup. Ada juga pertanyaan dari Dewi (6 SD) pendapat trio RBM tentang Indonesia. Dan berbagai pertanyaan lain yang tidak kalah berkualitasnya. Sesi ini begitu hidup dan tanpa terasa hampir 1 jam waktu beranjak meninggalkan pukul 10.
Acara pun dilanjutkan dengan sesi makan siang bareng. Dengan tertib adik-adik duduk membentuk lingkaran besar dan menyantap makan siang yang tersedia dan terlebih dulu membaca doa bersama yang dipimpin oleh Adinda (2 SD). Suasana begitu akrab, hangat, juga tertib. Benar-benar seperti keluarga besar (^.^). Ditambah lagi setiap yang hadir mendapatkan hadiah boneka Koala –binatang khas benua Australia –dari trio RBM (Rowan, Brynna, Marie Lise). Makin lengkaplah keceriaan saat itu.
Sekitar pukul 11:30 wib, adik-adik unjuk kebolehan dengan menampilkan “konser mini” ala YM (n_n). Pertunjukan pertama adik-adik menyanyikan tembang “Laskar Pelangi” dengan diiringi permainan gitar Komar (6 SD). Hasil latihan adik-adik selama 1,5 bulan terakhir terlihat dan gemuruh tepuk tangan pun menggema di aula siang itu. Seolah belum puas “unjuk gigi”, adik-adik yang terdiri dari Ari, Komar sang gitaris, Aming, Irvan, Wulan kompak menyanyikan lagu “Bukan Superstar” karya Project Pop. Penampilan adik-adik LUAR BIASA!!! Dengan segala keterbatasan mereka mampu memukau tidak hanya tamu-tamu istimewa pada hari itu, tetapi juga seluruh kakak pengurus yang hadir.
Sebelum acara ditutup, dua adik YM yaitu Ipan dan Wulan menyerahkan bingkisan kenang-kenangan untuk trio RBM. Setelah menerima hadiah Rowan –jubir trio RBM- mengucapkan terima kasih atas sambutan YM terhadap kedatangan mereka. Rowan juga memuji penampilan adik-adik yang pintar menyanyi dan begitu percaya diri. Senang sekali bisa berkesempatan bertemu dan berharap mudah-mudahan di kesempatan yang akan datang dapat berkunjung kembali dan bertemu dengan adik-adik YM lagi.
Ahad ceria bersama YM!!! Angkat JEMPOL tuk segenap elemen YM! Baik adik-adik yang luar biasa, juga kakak-kakak yang telah meluangkan waktu mengajarkan dan membimbing adik-adik hingga dapat tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.
Martabat…..Tetap SEMANGAT…YES!!!

Rabu, 21 Jan. 2009
-rf-

Sabtu, 17 Januari 2009

SATU LAGI PENGALAMAN UNIK ;-)

Hari mulai menjelang siang dan waktu menunjukkan pukul 09:30 wib ketika aku selesai memeriksa Berita Acara Serah Terima Naskah Tes dan LJK. Aku memutuskan tuk menggunakan waktu luang yang ada tuk menemui Kepsek guna menyampaikan amanat dari Pusat. Bapak separuh baya itu sedang duduk sambil menata berkas di mejanya ketika aku datang menghampiri. Aku pun menyapanya terlebih dahulu: "Maaf pak, mengganggu. Bisa saya minta waktu sebentar? Ada amanat dari Pusat yang harus saya serahkan untuk sekolah". Lalu sambil tersenyum Kepsek itu pun mempersilakan aku duduk dan menyimak semua yang aku sampaikan kepadanya.
Ketika aku hendak pamit tuk melanjutkan pengawasan jalannya tes tiba-tiba Kepsek bertanya sebuah pertanyaan khas yang hampir selalu menjadi "bumerang" bagi diriku sendiri. Begini pertanyaannya: "Ibu, kuliahnya jurusan apa?"
O..ow..."alarm" di kepala ku mulai berbunyi kencang. Jika ku jawab dengan jujur maka hampir dapat dipastikan sesi obrolan ini akan bertambah panjang dan menghambatku tuk melanjutkan tugas mengawas di sekolah. Nurani ku mengambil alih dan menjawab dengan jujur meski lidahku terasa kelu: "Psikologi, Pak" jawabku sesingkat mungkin. Berusaha keras agar tidak memberi celah curhat namun ternyata langkahku salah dan alih-alih menutupi, yang ada aku malah membuka pintu selebar-lebarnya bagi si bapak tuk menyambung percakapan.
"Ooooh....psikologi tho!!! Saya juga dulu pernah belajar waktu kuliah dulu. Mungkin ibu pernah baca PSIKOLOGI REMAJA karangan Sarlito Wirawan???" tebak si bapak dengan nada menyelidik yang terdengar cukup antusias di telingaku.
Demi mempersingkat perbincangan aku menggelengkan kepala sembari tersenyum dan menjawab "Oh...belum pernah baca, pak" ujarku jujur. Ku harap setelah jawaban ini aku dapat langsung undur diri dari hadapannya dan bertugas kembali di kelas. Ternyata lagi-lagi aku salah! Dengan lancarnya dan seolah tak mempedulikan bahasa tubuhku yang hendak beranjak pergi meninggalkan ruangan, dia mulai bercerita tentang keponakannya yang menurut dia tidak hormat pada orang tua yang notabene adalah kakak tertuanya. Setelah itu cerita disambung dengan kisah sang keponakan yang mampu menyelesaikan kuliah 2 jurusan sekaligus di 2 universitas yang berbeda. Dilanjut lagi dengan cerita anak tertuanya yang sekarang sedang kuliah dan baru saja membelikan HP untuknya. Lalu kembali lagi cerita tentang keponakannya....bla...bla..bla....
Aku hanya bisa tersenyum dan mendengarkan cerita dengan seksama sambil menanti celah dimana aku bisa memotong dan berpamitan padanya. Dalam hati aku menertawakan diri sendiri yang membiarkan diri "terjebak" dalam situasi semacam ini. Ckckckckckckck...he must have been lonely 4 all this time...couldn't find anyone whom willing 2 hear his stories....
Aku pun memutuskan tuk menjadi pendengar yang baik dan menikmati cerita si bapak. Ku pikir tak ada salahnya dan aku bisa belajar banyak dari ceritanya sekaligus mengasah kepekaan intuisi ku sebagai CP. Berkat keterbukaan sikap ku membuat pak Kepsek semakin terlena...dia mulai nunjukkin 2 karya puisinya....Waduh!!! makin panjang neh urusan kalo kayak gini. Tak perlu berpanjang kalam lagi maka setelah membaca sekilas dan memberi support agar terus berkarya, aku pun undur diri dari ruangan dengan alasan hendak kembali mengawas. Fiuuuh....saved by test time limit.
Dan tes pun selesai...saat aku sedang membereskan berkas-berkas di ruang tamu sekolah tiba-tiba pak Kepsek kembali menghampiri. Aku tak mau memberi celah dengan memusatkan perhatian menghitung buku tes serta LJK yang ada di tanganku. Meski begitu pak Kepsek tetap berusaha menciptakan percakapan. "Ckckckckckckck....gigih juga bapak yang satu ini" aku berkata pada diri sendiri.
Saat pekerjaan ku selesai dan aku melihat ke arah pak Kepsek yang masih asyik bercerita, tiba-tiba dia bertanya padaku:"Ibu sudah berkeluarga atau masih single?" belum sempat aku menjawab dia sudah menyambung kembali "Adik ipar saya masih single kalau ibu berminat!?! ujarnya berpromosi.
Aku menjawab berondongan pertanyaan tersebut dengan tertawa dan mengucapkan terima kasih. Ada-ada saja Kepsek yang satu ini :-))
Begitulah pengalamanku ketika bertugas kemarin. Benar-benar unik -dalam pandanganku- sekaligus berkesan. Mungkin lain kali aku harus mempertimbangkan jawaban yang lebih diplomatis jika ada yang bertanya tentang jurusan kuliah yang ku ambil agar aku tidak jadi repot dibuatnya :-P


-rf-

Akhirnya sampai juga.....


"SMAN 1 JAMBE" itu yang tertulis di map yang ku terima malam itu sepulang tugas di hari pertama. Nama yang asing dan terdengar lucu di telingaku. Sempat bertanya-tanya juga dalam hati dimanakah gerangan lokasi tersebut tapi ku pending saja lah pertanyaan itu karena aku ingin cepat-cepat naik ke lantai 2 ke kamar ku agar bisa beristirahat setelah sejak pukul 4 pagi aku berjibaku dengan tugas hari ini.

Sayup-sayup ku dengar ibu koordinator mengumumkan: "Besok jam 5 pagi sudah siap semua ya di bawah!!!" nada perintah itu cukup jelas terdengar di telingaku tapi aku tidak mau ambil pusing. Yang penting sekarang tubuhku butuh istirahat. Toh alarm sudah ku set agar berbunyi tepat pukul 4 jadi aku tidak terlalu khawatir kesiangan.

Alhamdulillah tepat pukul 5 aku sudah siap di bawah dengan sekotak kardus berukuran sedang yang berisi 80 buku tes, sekotak pensil berjumlah 144 batang, serta 2 map besar berisi Juklak serta Berita Acara. Aku berdiri di pinggir jalan menanti petugas dari sekolah yang katanya akan menjemputku. Pada saat itu hujan turun dengan derasnya. Rokku mulai basah terkena air hujan :-(

Tunggu punya tunggu hingga pukul 6 lewat petugas sekolah belum ada yang menjemputku. Akhirnya aku pun diikutsertakan dengan rombongan yang menuju ke SMAN 1 Balaraja. Ku pikir di sana sudah ada orang yang akan menjemputku. Hatiku tenang karena tes kemungkinan dapat berjalan sesuai dengan jadwal :-)

Ternyata dugaanku meleset. Sampai di sana ternyata aku digabungkan dengan beberapa teman yang bertugas di daerah Tigaraksa. Itu berarti masih 25 menit lagi perjalanan yang harus ku tempuh. Wekz....tanganku mulai lelah menahan beban bawaan....

Sampai di Tigaraksa barulah ada petugas sekolah yang menjemputku. Lalu setelah berkenalan aku pun bertanya padanya: "Pak, jarak dari sini ke sekolah berapa jauh?"
Lalu si bapak menjawab dengan senyum simpul sambil memakai helm: "Ya lumayan bu, sekitar 10 km dari sini."

What??!! 10 km!!! rasanya nyaris teriak aku mendengarnya. 10 km naik motor sambil mangku kardus berisi 80 buku tes dan 144 batang pensil serta mengapit 2 map besar berisi JukLak. Dengan posisi duduk miring pula!!! Waduh!!! Alamat 'mati rasa' kaki ku nih. Belum lagi saat itu hujan belum juga mau reda. Makin lengkaplah penderitaanku saat itu.

Benar saja sepanjang jalan perlahan tapi pasti aku mulai kehilangan 'rasa' akan kedua kakiku. Belum lagi tangan kiriku sibuk menahan kardus sementara tangan kanan berpegangan pada sisi motor. Hujan menerpaku dengan derasnya seolah tak memberi ampun. Aku hanya bisa pasrah dan berharap perjalanan ini segera berakhir.

Akhirnya.....setelah 20 menit perjalanan sampailah aku di lokasi. Sekolah bertingkat 2 dengan hamparan sawah di kanan dan kirinya. Fiuuh....benar-benar perjalanan panjang...!!! But i really enjoyed it very well :-)

Benar-benar 'petualangan' penuh perjuangan hehehehehehehehe.......

-rf-

Pendidikan itu 'mahal' harganya!


Dua hari yang lalu aku berkesempatan untuk berkunjung ke beberapa sekolah yang terletak di wilayah kabupaten Tangerang. Di benakku terlintas bentuk bangunan sekolah yang terletak di tengah-tengah perumahan atau di tepi jalan raya seperti halnya yang sering ku temui selama ini. Maka aku santai saja dan menikmati perjalanan menuju tempat tugas pada pagi itu.

Hujan turun dengan derasnya sejak malam dan jam di tanganku menunjukkan pukul 5:20 wib. Rasanya ingin sekali aku menghabiskan waktu dengan terlelap namun tugas menanti maka ku tepis segala rasa kantuk dan ku paksa mataku tetap terbuka menatap jalan yang terbentang di depanku.

Semakin jauh, jalanan semakin lengang. Tak lagi ku lihat hilir mudik kendaraan bermotor melainkan beberapa orang petani yang nampak sedang menuju sawah serta 2 anak kecil mengenakan seragam putih-merah. Aku bertanya-tanya: "Dimanakah gerangan letak sekolah yang ku tuju? Jika sejauh ini bagaimana cara siswa datang ke sekolah? Tanpa kendaraan bermotor, berapa jam yang harus mereka tempuh dengan berjalan kaki?" dan berbagai pertanyaan lain yang mulai berdesakan di kepalaku.

Saat tiba di lokasi, aku terkejut mendapati sekolah yang berada di tengah-tengah sawah. Untuk masuk ke gerbangnya aku harus berjalan melewati tanah merah yang masih basah tersiram air hujan. Walhasil, sepatu ku jeblok oleh tanah merah :P

Dan tes pun dimulai....siswanya berjumlah 38 anak. Wajah-wajah lugu itu terlihat tegang ketika melihatku. Ketika aku tersenyum barulah raut wajah mereka perlahan berubah tenang dan kerutan di dahi pun perlahan memudar. Senangnya bisa melihat senyum tulus itu.

Saat tes hendak dimulai, ada seorang anak yang ternyata tidak memiliki pensil 2b. Aku pun menanyakan kepada seisi kelas apakah ada yang membawa pensil lebih agar dapat memberi pinjaman kepada temannya sebelum tes dimulai. Dan gelengan kepala terlihat dari sebagian besar isi kelas, sisanya hanya menunduk atau terdiam melihatku. Ternyata aku baru mengetahui bahwa tidak semua anak mampu membeli pensil 2b asli karena keterbatasan ekonomi. Aaah....miris hatiku jadinya......beruntunglah anak-anak yang masih dapat memiliki peralatan sekolah yang memadai.

Ketika aku beranjak pergi meninggalkan sekolah aku hanya bisa terdiam sambil mataku menerawang menatap jalan yang sepi. Betapa 'Mahal' harga yang harus mereka bayar demi mengenyam pendidikan. Berjalan kaki di tengah terik matahari dan derasnya hujan. Belajar dengan sarana serta pra-sarana yang seadanya. Semoga saja mereka tetap bisa tersenyum meski terasa getir. Semoga saja dengan pendidikan dapat mengubah keadaan hidup mereka menjadi lebih baik lagi. Semoga Allah mengangkat derajat mereka yang gigih menuntut ilmu ke tingkat yang lebih baik lagi....amiin....

-rf-

Kamis, 15 Januari 2009

Places Where I've been

3 days ago i got the chance 2 travel -on duty i meant :p -. Not too far, still part of Java island but still it's quite far away for me. Their names made me smile such as Kronjo, Kresek, Rajeg, and so on... Definetely sounded weird 4 me :P
But...i really had good times there (n_n)
Here are some pictures that i managed 2 take during the trip. Enjoy the show ;-)

15/1/2009
-rf-

Facebook Badge

Rika Fitriyana's Facebook profile

Sabtu, 10 Januari 2009

KEKUATAN DOA

Ud’unii astajib lakum….Berdoalah kamu maka akan Aku perkenankan….
Begitu dahsyat sepenggal ayat di atas dan aku selalu terpukau oleh kekuatan yang ditimbulkan olehnya. Bagaimana tidak?! Janji ini disampaikan oleh Dzat Yang Maha Agung Penguasa Alam Semesta, Allah swt. Sebagai seorang muslim aku selalu meyakini setiap janjiNya. Dalam keadaan seburuk apapun maka doa adalah senjata pamungkas terAmpuh –setelah berusaha terlebih dahulu tentunya.
Beberapa hari yang lalu aku sempat terpuruk dalam kesedihan dan rasa sakit yang mendalam. Berhari-hari air mata ku mengalir dengan deras tanpa bisa ku bendung lagi. Semakin keras ku coba tuk menahan maka semakin keras tangis itu menggelegak menyiksa tubuh ini dengan kelelahan yang amat sangat. Terlintas di benakku berbagai penyangkalan dan membuat keadaan semakin memburuk. Hampir saja aku menyerah dan tenggelam semakin dalam. Larut dalam kepedihan relung jiwa yang terdalam.
Hingga sampailah aku di suatu titik dan aku berkata pada diri sendiri: “Cukup sampai di sini kau siksa tubuh dan batinmu dengan segala rasa sakit. Kini waktunya berserah diri kepadaNya”.
Perlahan tapi pasti aku mulai mendekatkan diri padaNya. Untaian doa mengalun dari bibirku yang hampir kelu karena lelah meratapi nasib. Segenap beban jiwa, keluh kesah, gundah gulana ku adukan kepadaNya. Tak lupa ku sampaikan pula harapan dan keinginannku terkait keadaanku saat itu. Ku tutup dengan ketetapan hati bahwa Dia Maha Mengetahui yang terbaik untukku dan aku insyaAllah akan ikhlas menerimanya.
AJAIB!!! Tubuhku mulai terasa ringan. Hatiku mulai menjadi tenang. Tubuhku seolah bertenaga kembali. Kekuatan doa sungguh tengah bekerja di dalam diriku. Subhanallah….aku tak sanggup tuk berkata-kata. Jauh di lubuk hati aku mengucapkan syukur yang tak terhingga. Pengalaman ini sungguh sulit tuk dilupakan.

Grateful Soul
January 10, 2009
(10:14 pm)

Selasa, 06 Januari 2009

Loving process needs 2 hearts and not a single one....

It's about having deep feeling for someone who has it too....

Loving is about struggling....

Loving means dealing not only with the one u love but also with urself...

Loving is about patience...the ablility 2 wait calmly without losing direction

Some people choose 2 love and some other choose 2 b loved...

No matter what the answer is....this feeling is pure and sacred as well...

Kamis, 01 Januari 2009

HARI PERTAMA DI TAHUN 2009

Tepat tengah malam tidur ku diusik oleh suara-suara bising dari luar rumah. Bunyi bising terompet dan petasan tak hentinya bersahutan membuat sakit telingaku. Huff....sebuah sms ku terima, ternyata temanku juga mengeluhkan hal yang sama. Rumah kami hanya berjarak 7 rumah saja maka dari itu dapat dipastikan temanku itu merasakan kebisingan yang sama seperti yang ku rasakan. Jujur saja setiap malam pergantian tahun baru aku selalu mengalami kebisingan yang sama :-(.
Di keluarga ku tidak pernah ada tradisi merayakan pergantian tahun seperti yang dilakukan oleh sebagian besar manusia di muka bumi ini. Tak pernah ada tradisi begadang menanti detik-detik pergantian tahun, meniup terompet, apalagi memasang petasan ataupun kembang api. Tak heran jika sampai saat ini aku tidak akrab dengan berbagai kebisingan malam tahun baru. Jadilah sepanjang malam aku bersusah payah menutup telinga agar dapat terlelap tanpa perlu mendengar suara apapun yang dapat mengganggu mimpi indahku.
Aku terbangun di pagi hari tepat pukul 4:30 wib dengan kepala yang agak sedikit pening. Selesai menunaikan sholat Shubuh aku pun kembali meneruskan tidur, menggantikan beberapa jam yang terbuang semalam. Aku harus menjaga kondisi tubuhku agar tetap fit dan dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
Ternyata di hari pertama di tahun 2009 ini aku tidak terlalu produktif. Rencana untuk menuntaskan laporan kasus urung ku kerjakan karena keadaan mama yang kurang sehat membuatku tidak tega tuk meninggalkan mama seorang diri di kamar. Jadilah hampir seharian aku menemani mama.
Hikmah yang ku dapatkan di hari ini adalah menyediakan waktu tuk bercengkerama dengan mama. Hmmm....hal ini akan ku masukkan ke dalam daftar resolusi 2009 yang sudah ku buat sebelumnya.
Semoga saja hari-hari ke depan akan lebih baik dari hari-hari sebelumnya karena jika tidak maka merugilah aku......

01012009

-rf-